Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.
- Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.
Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.
“Selamat pagi!” Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . “Boleh ditunjukan rebuwes!” Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.
Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.
“Ada apa pak polisi ?” Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu . “Ya Allah…sinuwun!” kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.
“Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !” Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.
Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.
“ Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !” Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.
“ Jadi…?” Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .
“Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!” Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.
“Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !” Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang. Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi. “Sungguh orang yang besar…!” begitu gumamnya.
Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.
Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.
Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.
Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.
“Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa’enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!” Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.
“ Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?” Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.
“ Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!” brigadir Royadin menjawab tegas.
“Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !” Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.
Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.
Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.
Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.
Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.
“Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !” lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .
“ Siap pak !” Royadin menjawab datar.
“Bersama keluargamu semua, dibawa!” pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.
“Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !” Brigadir Royadin menawar.
“Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!” Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.
Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : “ Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat.” Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.
Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .
“ Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !” Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.
July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran .
Hormat amat sangat kepadamu Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya melebihi wilayah negeri ini dari sabang sampai merauke.
Depok June 25′ 2011
Aryadi Noersaid
Update terakhir tentang penulis artikel: Bp Aryadi Noersaid saat ini tinggal di Depok, Saya sempat konfirmasi via SMS kepada penulis untuk memastikan dan meminta comment atau pernyataan dari beliau.
Setelah menunggu beberapa waktu saya mendapat respon dari Bp Aryadi Noersaid. Saya copy dari comment beliau. dan terima kasih pak respon kilatnya:
Aryadi Noersaid (aryadi17@yahoo.com)
Bapak ibu sekalian , surprise tulisan ini hadir setelah sekian bulan saya menulisnya, saya mendapatkan linknya melalui teman facebook. Cerita ini bagian dari catatan tepi yang saya terbitkan secara rutin di mils dan kompasiana , berupa pengalaman saya dan orang lain yang saya dapatkan dari sumbernya. Almarhum Pak Royadin adalah kakak ayah saya , beliau berpulang tahun lalu di rumah sederhananya di Proyonanggan di Batang,kota dekat pekalongan . Kisah ini selalu menghiasi hari saya kalau pulang ke kampung halaman orang tua. Meskipun tak persis detil demi detil percakapan yang diceritakan dari beliau tertulis didalam kisah ini , termasuk penggunaan bahasa jawa yang saya memang kurang menguasai untuk menuliskannya kembali serta tanggal dan tahun kejadian , namun beliau memang sangat memegang apa yang di omongkannya serta lurus dalam hidupnya , dan ini cerita masterpiece yang saya kenang selalu khususnya jika mengenang beliau .Terakhir bertemu beliau adalah ketika ia secara tiba tiba ke jakarta saat ayah saya tiada dan ia menyusul kemudian kembali kepada Allah SWT tanpa saya bisa menjenguknya. Semoga Allah menerima kanjeng sultan dan Pak Royadin di sisiNya.Amiin
Revisi dari Penelusuran Tribun Jogja:
Dari berita dari tribun joga yang juga mencari langsung ke narasumber resmi setelah kisah Sri Sultan Terkena Tilang dipekalongan. Ternyata Ngarsa Dalem ditilang di Semarang. Narasumber adalah Putera putri dari Bp Royadin. Berikut beritanya. baca selengkapnya di: https://jogjakini.wordpress.com/2012/04/12/sedikit-revisi-lokasi-kejadian-ketika-sri-sultan-hb-ix-terkena-tilang/
Baca Juga:
cerita yang indah….keteguhan hati sang polisi jalan kan aturan diimbangi dengan kebesaran jiwa sang pemimpin…alangkah indahnya jika Indonesia masa kini mengikuti teladan di cerita ini…
ijin share ya….
➡ mantap
Kita semua kini lebih tahu siapa beliau-beliau dalam kisah ini. Sesuatu yang sudah langka di republik ini.
Walau saya orang Jogja tapi saya salut pada Polisi dari Pekalong seperti yang termuat di atas, begitu juga dg mantan Kapolri HUGENG dari kota yg sama, beliau tidak mau terima suap dan memilih disiplin dan hidup sesuai penghasilan seorang polisi, mereka amat langka di Indonesia ini, semoga para polisi sekarang membacanya dab mencontoh orang2 teladan ini, syukur lebih baik lagi, amiin.
bukan polisinya, tapi pejabatnya
I’m very surprised & proud with Alm.Royadin.You are a real policeman in my hearth & other peoples.For Sri Sultan Hamengku Buwono IX is brave man & heros of this country.The sweety story for this moment.Best regard.Dewanta Aries Sandy
kalau diliat dr namanya yg koment ini, indonesia bgt. Tp kok sok pake bhs inggris? Bangga jadi bangsa indonesia dimulai dgn bangga berbahasa indonesia. Apalg ini di forum berbahasa indonesia. Jgn sok kebarat2an
Sudah …. gak usah dipermasalahkan … yang penting maksudnya khan baik …… peace …..
udah sok bule ngaco lagi inggrisnya
Maaf bung machinco…. tuduhan sok kebarat2an ini yang membuat generasi kita mandeg, tidak bisa go Internasional. Kita lihat Negara Tetangga kita, mereka juga menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian meski mereka memiliki bahasa nasional. Berfikir positif akan membuat kita makin positif. Penggunaan Bahasa tidak akan melunturkan semangat nasionalisme. Tetapi bersikukuh dengan Bahasa Indonesia sampe tulang sungsum juga tidak menjamin mereka nasionalis. Kita harusnya bangga bisa menggunakan bahasa apapun sebagai orang Indonesia. Sudah lama saya alergi dengan tuduhan macam ini…. maaf… Bung dewanta Aries Sandy…. never give up…. Bung machinco belum tahu bahwa di daerah Pare Kediri, ada sebuah desa yang keseharian menggunakan bahasa ingris, dan menjadi salah satu aset pariisata indonesia….. Ingat pula Kanjeng Sinuhun pun kerap menggunakan BAHASA BELANDA semasa hidupnya…. sampai laval bahasa Indonesia pun jadi dialek Belanda. Belajar dari Kebesaran Kanjeng Sinuhun ya…..
maaf bung machinco & auk ah. Sekedar berbagi informasi dan pandangan saja, bahwa saat ini bangsa kita kalah bersaing dan jauh tertinggal di negeri kita sendiri oleh para expatriat, Hal itu semata karena masalah penguasaan bahasa inggris.
Ingat juga bung, kita seringkali kalah di kancah diplomasi internasional (sipada ligitan dll), salah satunya karena penguasaan diplomasi (dalam bahasa inggris) kita juga kurang..
Maka pilihan di tangan kita mau membawa kita & anak kita maju, atau hanya menjadi penonton yg semakin termajinalkan hanya karena kita tidak menguasai salah satu bahasa internasional.
Kalau kita cinta dengan republik ini mari jangan biarkan anak – anak bangsa kita kalah nanti pada waktunya.
bang jangan nyebut diri anda bangga berbahasa indonesia kalau cara menyingkat kata aja nggak sesuai kamus bahasa inonesia,
mungkin maksud dari komentator yang berbahasa asing itu bagus, supaya post ini dapat terbaca dengan baik menurut bahasa yang sudah terlanjur universal, toh nyatanya kita juga banyak mengadopsi kata2 dari bahasa asing kan?
yang perlu itu untuk bangsa ini orang yang semacam Bpk Polisi Riyadi dan HB IX.
yang tadi ngomong internasional, ane bilang kenapa yang internasional itu gak dibawa ke nasional aja? bukan cuma nasional yang di internasionalkan, tapi internasional juga jadiin nasional donk….
Setuju! 9 dari 10 kata Indonesia adalah serapan (adopsi) dari bahasa asing (demikian kalo ngga salah pendapat dari J.S. Badudu)
waduuh…nanti yang di pesantren dan menggunakan bahasa arab terus dibilang kearab araban…capek deehh…
Bangga jadi bangsa indonesia tidak harus selalu menggunakan bahasa indonesia dong…bolehkan pakai bahasa lain agar bangsa lain jadi tahu…
yuuk kita tiru BELIAU BELIAU…(Kanjeng Sultan dan Bapa Royadin)..
We can learn a big thing from the a little moment ..keep
it up young man !!
AH TAI ANJINK SEMUA
Ūϑåћ jangan terprovokasi sama ucapan2 abg2 labil…..kaya anak kecil ja!!! Tuh coment-in cerita aja malah coment orang dcoment lagi!!! Ngehek!!
Sudahlah! Orang yang berpandangan Nasionalis, juga lupa rupanya bahwa paham nasionalisme (kata dasar “nation”) juga buatan bule Eropa dalam 200 tahun terakhir untuk mengkerdilkan suatu bangsa atau rumpun bangsa menjadi negara-negara yang lebih kecil. Indonesia juga bukan apa-apanya, wong nama Indonesia juga diberikan oleh orang Eropa baru dipakai seratus tahun lebih sedikit. Aneh Nasionalisme Indonesia buatan orang Eropa kok juga dibangga-banggakan. Jika cinta Nusantara (yang dulunya jauh lebih luas meliputi tanah semenanjung) pakai nama asli sini dong! Sukarno yang menggaungkan nasionalisme Indonesia faktanya juga tetap mengadopsi sistem dan perangkat hukum Belanda (KUHP) sampai sekarang. Jadi NasionaI Indonesia itu seperti apa?
Cintailah segala sesuatunya jangan berlebihan seperti juga membenci sesuatu jangan berlebihan.
Cerita yg menyentuh.. Mudah mencari seseorang yg mengabdi pada sebuah pekerjaan demi penghasilan.. Namun sulit mencari orang yg mengabdi pada aturan kerja tanpa memandang penghasilan… (Polisi jaman sekarang kerja bener kalo ada duit doang 😀 )
Mantep ni.. harus nya jadi kisah wajib para polisi dan penegak hukum jaman sekarang… jgn melempem ama pejabat ato duit… What i said about this is.. SUPERB!
sudah ada duitnya juga belum tentu kerjanya bener..heheheh
Gimana mo jadi polisi bener lha wong daftarnya aja udah ngak bener. Klo dr awal n niatnya salah maka dpt d pastikan selanjutnya juga ngak bener
wah, cerita yang menggetarkan dan menggugah rasa nasionalisme saya yang telah lama tidur, terima kasih.
Aku menangis, ketika membacanya…. begitu luar biasanya…. salam hormat kami….
sama dng aku
aku jg sama.. ngikuut..
Aku Juga Hiks….
aku iyo je…hikss!!
hebat !!!
ooo..ternyata ada kisah seperti itu ya…nice post
sampai terharu….
Follow blog’ku ya, ntar pasti aku follback http://andiweb3.wordpress.com
Semoga jejak langkah Pak Royadin bisa di ikuti junior2-nya di kepolisian, jangan sampai kata2 Gus Dur jadi kenyataan bahwa cuma 3 polisi yang bisa dipercaya di negeri ini sekarang yaitu Polisi Sugeng (Mantan Kapolri), Patung Polisi, dan Polisi Tidur he he.
bukan sugeng gan, tapi hoegeng 🙂
WK WK WK SALAH HUGENG OM
Salut sy dg pak Royadin dlm tugas tdk memandang siapa yg dihukum tapi liat kesalahan nya apa bravo Indonesia ( Ramadi papua Barat )
uwaa…boleh re post ga..sebagai orang pekalongan yang sangat mencintai jogja..saya sangat terharu,,,huuu…ijin re-post yah..
polisi hebat dan penguasa yang berjiwa besar,, kalo jaman sekarang orang berkuasa pasti dengan sigap nya mengatakan.. “Jangan tilang saya atau saya laporkan ke komandan anda”
Dua-duanya tokoh yg jd panutan..
Barang langka dijaman sekarang
Subhanallahh..patut dicontoh
Polisi yang bener Polisi, Raja yang merakyat, HBIX pernah nyetis sendiri dari Jakara Ke Yogya, sampe Tasik-Banjar dicegat DI TII, dan minta numpang, tidak ada rasa apapun, mereka saling tahu…
tolong donk, mas yang ini di ceritakan. saya penasaran dengan cerita yang satu ini. memang Ngarso Dalem itu priyayi yang sangat “lembah manah” dan merakyat…
wah saya juga tertarik sama yang ini, ceritakan lebih lanjut dong, kalau berkenan ^,^
kombinasi the right people at the right circumstances = magic!
Dan kerongkongan ini sampai tercekat ketika membaca kisah ini. Air mata hampir saja menetes kalau saja saya tak ingat lagi berada di kantor sekarang. Cerita yang amat sangat menggetarkan hati. Mengingatkan kita bahwa harapan itu masih ada.
subhanallah…..tak terasa air mataku mengalir…….sungguh betapa mulianya hati beliau2…….
Saya bangga dengan ketegasan alm.royadin.
Jujur dan tegas dengan tugas yang di pegangnya.dan saya salut kepada almarhum raja saya sri sultan HB IX,atas kemurahan hati,kelapangan hati,dan tidak semena2 menggunakan jabbatanya.
Semoga mereka berdua tenang di sisiNYA dan bisa jadi contoh semua org.
Saya galih,cucu dari kyai kasan pawiro selaku abdi dalem keraton jogja,saya berdoa selalu untuk mereka dan jogja agar tetap aman damai sejahtera.aminnn…
Sub’kanaAllah..sungguh mulia bapak polisi ini,seandainya semua polisi dan pejabat seperti ini pasti kita rakyat biasa akan merasa nyaman tinggal di Indonesia..
Nice Post……..Salut
Sungguh wibawa yg besar, masih terasa sampai kini…
Bangsa ini butuh pemimpin sepertimu sinuwun HB IX
Beliu H.B tidak AdiGang,AdiGung,Adiguno
jika pemimpinnya seperti itu, polisinya seperti itu.. pastilah negerinya aman selalu
ijin share ya gan !!!!
polisi teladan iki….. keren….
hampr saja airmata ini jatuh….sungguh seorang pemimpin yang sangat bijak dan tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentinngan pribadinya….
perlu dijelaskan peristiwa ini terjai tahun berapa? Pak Royadin pada saat bertugas usia berapa?
ada yang di bagian revisi. penelusuran tribunjogja
terharu bacanya….. mereka orang2 besar….
Mantab,
Angkat topi pada 2 orang besar tersebut
Greatest story ever…
oww pantes banyak pati di polri dari pekalongan yang dapat d jadikan contoh sbg polisi teladan seperti Jendral Hoegeng….
jiwa-jiwa besar yang kini semakin langka……
merindukan… polisi yg tegas dan pemimpin yang berjiwa besar…
*masih adakah???
Wow.. Amazing..!! Masih adakah orang2 seperti itu di Indonesia?? #ngarep
merinding bacanya, luar biasa kedua manusia dalam cerita ini
bagus….
Kini baru level camat saja sudah berlaku seperti sang raja, hmmm…
beranikah polisi sekarang menangkap pejabat??? menangkap anak pejabat aja gk berani xixixixi
mantaf…….. patut jadi suritauladan…
sumpah saya terharu…
Salut dan terharu..
coba di indonesi 50 % saja pemimimpinnya berubah seperti beliau2
Wo0oW ; Tgl 19 Desember adalah tanggal yg sangat bersejarah bagi Jogja … karena pada tanggal tersebut di tahun 1948 tentara Belanda masuk / menyerbu kota Jogjakarta, yang kala itu masih menjadi Ibu Kota dari Republik Indonesia yg tercinta !!! & dimulailah sebuah perjuangan tuk mempertahankan kemerdekaan yg telah diraih, Clash ke 2 pun dimulai !!! & hari ini aku membaca sebuah kisah perjuangan yg tak kalah hebatnya …. !!! Salam tuk saudara2 ku di Pekalongan & Saudara2 ku Sebangsa dan setanah Air dari kota Perjuangan Jogjakarta.
masih adakah sosok pemimpin seperti itu di masa kini…?!…
beliau berdua mungkin,ga ada di jaman sekarang ini.
Terharu aku membacanya………………………msh adakah orang tersebut di negeri ini………
mantab..i like this..ijin copas
Membaca kisah ini, membuat air mata meleleh, hati bergetar, tercekat kerongkongan. Menambah bangga menjadi bangsa Indonesia.
Sungguh sudah sangat langka di jaman serba materi seperti sekarang ini.
great …
HB IX juga pernah disuruh ngantar pedagang pasar, dikira mobilnya itu angkot. Sampe di pasar Beringharjo pedagang pasar itu diturunkan. Pak sultan dikasih uang gak mau. Sampe di pasar orang bilang itu tadi Sultan HB IX… langsung aja gemeteran tuh pedagang pasar.
ada yang mengatakan pedagang itu sempat memarahi Ngarso Dalem. bukan hanya gemetaran, namun pingsan…
Semua kisah itu ada di buku TAHTA UNTUK RAKYAT, Gramedia 1982. Sayang buku saya dipinjam teman gak dikembalikan…
bahkan sinuwun disuruh menaikkan dan menurunkan berasnya…..
hemmmmmmmmm merinding aku baca nya .;.. sungguh luar biasa mereka , pak polisi yang tegas dan seorang pemimpin yang mau mengaku salah , serta menyelesaikan secara lurus ! subhanalloh .. andai itu terjadi saat ini ya
kl sekarang ada polisi nilang atasan langsung dipecat,…skrg semua bisa dinego…tp dr dl Sri Sultan HB IX emang panutan rakyat Yogyakarta,…salut juga tuk pak polisi Royadin(alhm)…
CERITA TENTANG PIMPINAN YANG BIJAKSANA DAN BAWAHAN TAAT ATURAN..
Luar biasa, sudah jarang sekali orang seperti mereka di negeri ini
Alhamdulillah, masih sempat membaca kisah seperti ini. Sinuhun Kaping IX dan Pak Polisi Royadin, Gusti Allah Paring Ridho. Alfatehah.
Sebuah panutan,yang sekarang sudah langka ditemukan di negeri ini.big respect
Saya bangga jadi rakyat jogja dan indonesia utamanya bangga dengan pemimpinsaya sinuwun HB jogjaku memang top.
Kanjeng Sinuwon, Perlu di Contoh Keteladannya
sekarang tokoh semacam itu sudah punah…:'(
hanya tinggal spesies yg mementingkan diri sendiri..
salut buat petugas dan pemimpin, luar biasa….
treNyuh….
kisah nyata yang menginspirasi tentang amanah,tanggung jawa dan keluasan hati pemimpin…luar biasa.! semoga dinegeri ini msh banyak pemimpin yang jujur,tegas,dan amanah.
Awesome story from the Great Men
wow…wow…wow
semoga jadi panutan dimasa skrng ini
pahlawan POLRI
haruuu…dan bangga.. jarang d jumpai saat ini
Sungguh luar biasa, mungkin sebaiknya para calon polisi dan polisi membaca kisah ini. Sosok seperti inilah yg sebenarnya perlu ada di jajaran penegak hukum.
Kadang udah di tegakkan tapi pejabatnya yg menggunakan kewenangannya..kita bisa apa??
sumpah pejabat negara yang bener – bener bijaksana, adil, wibawa, yah pokoknya jembol,,,,,
saya yakin pasti sekarang ini gak ada pejabat negara yang kaya sultan Hamengkubuono IX,,,
yang bener aJA RAJA SEKALIGUS PRESIDEN DI WAKTU ITU DI TILANG,, SAMA POLISI ,,
betul waktu tadi mbaca tulisan ini rasa haru pun muncul dan betul2 tak kuasa untuk membasahi mata ini dengan keharuan… sebagai orang pekalongan yang baru tau kisah ini sangat-sangat berterima kasih masih memberikan harapan dan motivasi untuk percaya dengan sejarah, dan masih percaya pada pejabat dan aparat seperti yang diceritakan diatas …. dinegeri ini pernah tinggal orang-orang baik yang tidak menggunakan kekuasaan untuk menang2an dan ada aparat yang begitu taat dan patuh pada aturan dan tidak pernah tunduk pada pejabat sekalipun …
Menharukan,,,,msih adakah orang2 seperti ini di jaman sekarang…pengabdian sejati dan keluasan budi, jauh dari kesombongan keangkuhan…..
Sungguh salut kepada kedua orang itu,sekali lagi saluuut…
Sy sbgai penerus bgsa bangga sekali ats kepatriotan n ketegasan alm Brigadir Royadin,seandaix smua polisi bgtu n tdk tergiur iming2 uang suap mgkn nm baik polisi yg tlh tercemar skrg bs pulih…bgtu tegas,cnta klrg jg cnta tnh air alm Brigadir Royadin
teharu rasanya membaca kisah dua orang pahlawan (bagi saya), dua teladan bangsa di sini. patut disebarluaskan sebagai teladan kita dan sindiran bagi mereka yang silau dengan jabatan atau uang..
sulit..sulit..sungguh-sungguh sulit cari polisi model.Pak.Royadin…
sumpah,, saya sebagai warga asli kota pekalongan merasa bangga sama pak royadin
perlu dicontoh dan menjadi panutan yang baik 🙂
sugguh mengharukan… luar biasa…
semoga muncul royadin-royadin lainnya dan semoga semakin banyak yg berjiwa sepert sultan
SubhanAllah 🙂
ini baru polisi,,,,, salut dengan Bapak Royadin
Kisah yg pelahan kembalikan rasa nasionalisme kita semua…good job…
Seandainya pemimpin dan bawahan yang seperti Beliau berdua tersebut mengendalikan negeri ini…
* membacanya saja sudah ndak bisa menahan air mata.
andai di negeri ii masih ada polisi atau pejabat sepertiitu indonesia akan jaya……amin .Selamat jalan bapak ROYADIN smoga amal perbuatanmu didunia jadi bekalmu di akherat.. Amin. dan terima kasih ketauladanmu wahai Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya ……
Pak royadin mumgkin salah satu polisi yang patut di acungi jempol yang luar biasa betapa dia menegakkan peraturan.
Bagaimana bila terjadi pada masyarakat sipil ya??????
Pa te2p kena pasal KUHP(Kasih Uang Habis Perkara)
Cerita yg menarik,bagus..tp ada kejanggalan.
Bahasa yg dipakai oleh Komisaris adalah bahasa ‘bandekan’ Jawa khas Yogyakarta, sedangkan Pekalongan adalah bahasa Pantura, mirip dg bahasa ngapak Banyumasan.
selama belum ada sumber yg bisa dipertanggung jawabkan,saya anggap cerita ini adalah cerita fiksi yg inspiratif
🙂
Bukan fiksi mas… Coba sampeyan cari buku TAHTA UNTUK RAKYAT, Gramedia 1982… Semua kisah yang tertulis berdasarkan sumber-sumber yang jelas. Sayang buku punyaku dipinjam teman gak dikembalikan…
Memang janggal , karena bahasa jawa yang saya tulis adalah bahasa jawa versi saya, meskipun ayah saya asli pekalongan namun saya tidak bisa bahasa jawa ala pekalongan seperti yang diceritakan oleh almarhum pak Royadin yang alunannya merdu dengan “nyong” yang khas. Jika ini dianggap fiksi tidak mengapa, karena ini adalah sebuah cerita yang diceritakan kembali . Salam , AN , penulis.
Salut buat BELiAU2..
Saya beruntung pernah tau kisah ini..
Dua jempol buat pak Aryadi..yang telah merangkai kata begitu baiknya, sehingga ceritanya sangat menyentuh hati, terima kasih pak..
dan di atas pun sudah dijelaskan oleh mas Aryadi Noersaid, cerita yang mas Aryadi tulis ini tidak sedetail kejadian aslinya, termasuk dalam bahasa yang dipakai karena keterbatasan mas Aryadi dalam bahasa Jawa. Coba dibaca komentar dari mas Aryadi Noersaid di atas.
ambil sisi positif dari cerita ini,sekarang banyak penguasa yang selalu menggunkan jabatannya,apalagi masalah hukum…
semoga masih ada polisi dan pejabat di negara ini yang memiliki sifat sperti Sinuwun HB IX dan Alm. Pak Royadin
Bahasa Pekalongan tidak mirip dengan bahasa Banyumasan, lebih ke arah bahasa “Bandekan” daripada bahasa “Baworan” wkwkwkw. Tapi ada sedikit pengaruh bahasa “ngapak” spt “Nyong”, tapi saat ini sdh jarang dipakai. Saya sendiri besar (TK s/d SMA) di Kel. Proyonanggan, Kab Batang (sama dg tempat tinggal Pak Royadin) jadi saya bisa berbahasa pekalongan – batang. Yg jelas kita ga bisa men-judge suatu alur cerita adl fiksi atau bukan hanya dengan patokan bahasa.
saya yang lahir dan tumbuh di batang(dekat pekalongan)yakin
bahasa pekelongan bukanlah banyumasan yang ngapak2, jadialasan sanggahan anda mengenai cerita ini fiksi sungguh lemah
orang penulis adalah keponakanya,pastilah penulis dengar cerita langsung, setidaknya lewat ayahnya yang notabene kakak pak polisi.
Alangkah indah Indonesia jika pemimpin pemimpinnya seperti Sri Sultan HB IX dan polisinya sepertBrigadir Royadin
Q dah tak bisa comment lg… mulut trasa terkunci….. kapan lagi negri ini akan memiliki orang2 besar spt mereka?
Inilah kenapa jogja istimewa,,karena pemimpinnya benar2 berjiwa pemimpin, nyatanya mampu dan mau memberi contoh bukan sekedar omdo,,sungguh bijaksana,,well sharusna pemimpin negeri ini mencontohnya,,sharusna para polisi juga mencontoh alm jga
Coba semua polisi modelnya ky pak royadin ini, Aman pasti tiap Kota, hukum tidak memandang status sosial
Innalillahi wa innailaihi roji’un, semoga darmabhakti almarhum mendapatkan tempat yang istimewa di sisiNya.
Sudah tidak ada orang yg seperti sinuhun sri sulan HB IX dan polisi jujur tersebut
seandainya polisi sekarang dan sang raja seperti itu negara tdk amburadul
Masih adakah Pemimpin seperti Sultan Hamengkubuwono ke IX saat ini ? ataukah masih ada Polisi seperti Pak Royadin ini….?????????Wallahualam bissawab……
Saya terharu membaca cerita ini. Tabik alm Royadin tabiik Sinuwun!
Polisi yang hwebbbattt… !!! Sinuwunnya juga… aahhh… mengharukan..:)
rojadin is a real police…!
baca panjang lebar cerita sangat menarik 😀
mari kita semua ambil sisi positifnya :”>
Semoga diterima amal ibadah alm. pak Royadin, diterangi dan dilapangkan kuburnya, dan kembali terlahir jiwa-jiwa dengan semangat pak Royadin yang memegang teguh ketegasan dan kejujuran…
msh adakah…. pimpinan yg akan bersikap demikian jk mmg salah dan msh adakah bawahan yg brani mengatakan.. yg benar itu benar dan yg salah itu salah !!!!! salut buat Sri Sultan IX (alm) dan Pak Royadin……
Karena yang melakukan itu Sinuwun Sri Sultan HB IX, saya meyakini keberadaan Brigadir Royadin ini, plus ceritanya… Selain polisi tidur, almarhum Soegeng, semoga tidak keliru memilih almarhum Brigadir Royadin sebagai (tambahan) salah satu polisi yang bisa dipercaya! Ada perasaan bangga, walau tak memiliki/mengenal almarhum, semoga keluarga
yang ditinggalkan mengikuti karakter beliau!
Subhanallah. . . Ternyata kisah indah ini masih tersampaikan, terharu dan prihatin. Apakah kisah semacam ini akan jadi sejarah belaka atau sebagai pembelajaran amalan d masa depan. Semoga saya dan para pembaca dapat bertindak bijaksana seperti dalam kisah ini. . . . .
ijin share ya om…
gemetar saya baca tulisan ini…
wajib dicontoh oleh para Pejabat kita….
Merinding bacanya, seperti ketika membaca cerita-cerita heroik lainnya. Sangat menyentuh hati. Hormat saya kpd Brigadir Royadin juga Sri Sultan Hamengku Buwono IX
gilaaaa…..merinding gw baca ni carita kisah nyata….
andai semua org bisa sprti pak Royadin sang polisi sejati dan semua pemimpin sprti sinuhun HB IX….pasti indonesia MAKMUR dan DAMAI…..
yah klo sekarang cm bisa berandai2, dan cm bisa mengagumi tokoh dahulu…..
Innalillahi wa innailaihi roji’un, semoga almarhum juga dapat tempat yg istimewa d’sisi 4jJI…
terharu ane bacanya…hiks…hiks…
http://setia1heri.wordpress.com/2011/12/19/ada-sim-d-untu…el-di-surabaya/
waduuhh….merinding saya bacanya…sudah sangat jarang polisi yg seperti itu…salut…
cerita yg inspiratif utk generasi sekarang
nyuwun ngapunten kulo share, mas…..
pelajaran yang amat berharga, dimana etika, harga diri, dan profesionalisme diuji…
saluuuttt buat 2 tokoh ini..
kisah yg menarik
semoga bisa contoh oleh polisi2 saat ini.
Subkhanalloh…semoga Alloh memberi tempat terindah diakherat sana sama alm. Bp. Royadin.. Dan
Polisi2 sekarang bisa mensuritauladani beliau..aamiin.. Membacanya saja saya berkaca2. Apalagi membayangkan sosok Beliau.. Subkhanalloh..
Terharu membca kisahnya..2 manusia yg berjiwa besar,,tdk congkak dg pangkat dan jbtan…Inilah namanya KSATRIA..
ada lagi jendral polisi yg juga membanggakan……pak Hoegeng alm
Sultan HB IX, itu baru namanya figur pimpinan, berani mengaku salah ketika melakukan kesalahan, dan sudah seharusnya polisi itu seperti pak royadin menindak tanpa pandang bulu,coba seluruh polisi seperti itu….
nyuwun ijin copas..
Subhanalloh….ijin share
sungguh manusia yang berjiwa besar dan tahu mana yang harus di lakukan dan yang tidak
apakah masih banyak polisi di indonesia yang seperti ini ??
Semoga kasih dan sayang dari Tuhan Yang Maha Perkasa senantiasa tercurah kepada Bapak Royadin dan Sri Sultan HB IX. Pada era sekarang ini kita sudah jarang melihat polisi yang begitu jujur dan tegas dalam menjalankan amanah. Pak Royadin bukanlah seorang Jenderal namun apa yang beliau lakukan lebih besar daripada para petinggi polisi saat ini. Nama Pak Royadin akan harum bersama polisi lain yang juga besar namanya, Pak Hoegeng. Dari Sri Sultan HB IX kita belajar bahwa seorang pemimpin jika melakukan kesalahan sekecil apapun harus mengakuinya. Itulah sifat seorang ksatria.
Bapak ibu sekalian , surprise tulisan ini hadir setelah sekian bulan saya menulisnya, saya mendapatkan linknya melalui teman facebook. Cerita ini bagian dari catatan tepi yang saya terbitkan secara rutin di mils dan kompasiana , berupa pengalaman saya dan orang lain yang saya dapatkan dari sumbernya. Almarhum Pak Royadin adalah kakak ayah saya , beliau berpulang tahun lalu di rumah sederhananya di Proyonanggan di Batang,kota dekat pekalongan . Kisah ini selalu menghiasi hari saya kalau pulang ke kampung halaman orang tua. Meskipun tak persis detil demi detil percakapan yang diceritakan dari beliau tertulis didalam kisah ini , termasuk penggunaan bahasa jawa yang saya memang kurang menguasai untuk menuliskannya kembali serta tanggal dan tahun kejadian , namun beliau memang sangat memegang apa yang di omongkannya serta lurus dalam hidupnya , dan ini cerita masterpiece yang saya kenang selalu khususnya jika mengenang beliau .Terakhir bertemu beliau adalah ketika ia secara tiba tiba ke jakarta saat ayah saya tiada dan ia menyusul kemudian kembali kepada Allah SWT tanpa saya bisa menjenguknya. Semoga Allah menerima kanjeng sultan dan Pak Royadin di sisiNya.Amiin
thanks atas penjelasannya 😀
ternyata percakapan di tulisan itu berasal dari interpretasi anda ya?
Cerita ini diceritakan beliau almarhum pada kami bukan dalam bentuk rekaman, point percakapan saya dapatkan dengan ingatan urutan bagaimana beliau menuturkan dan tentu tidak sama persis tapi tidak mengurangi esensi atau melebihkannya. Saya hanya menceritakan sesuatu yang diceritakan pada saya dengan keterbatasan gaya menulis saya . Terima kasih ya mas.
Saya tetep terharu, kami semua rindu pada polisi dan pejabat yang bisa dijadikan panutan. Salam rahayu
Very Touching….keindahan itu memang langka..
bener2 tegas dan rendah diri..
salut ma polisi dan Sultan HB
ada kejadian yang hampir mirip di Surabaya beberapa tahun yll, cuma beda di akhir cerita, sewaktu ada petugas Polantas dengan sigapnya mencegat mobil yg menerobos lampu merah di jalan protokol Surabaya, dan ternyata didalamnya adalah Bapak Gubernur yg karena sesuatu hal terpisah agak jauh dari kendaraan pengawal didepannya…..dan akhirnya sangsi pun diterima …
Subhanallah.. Itulah pemimpin yang AMANAH.. Jika negeri dipimpin dgn yang AHLI nya niscaya AMAN dan TENTRAMlah negeri itu tp jika sebaliknya maka KEHANCURAN lah yg didapat..
Jaman dulu semua masih bersih, masuk pegawai gak pake SOGOK.. dulu aja aq mau daftar polisi sktr tahun 2004 uang masuk buat sogokkannya jak dipinta sekitar 25 juta.. gak tahu klo skg mau berapa uang..
Gimana mau BERSIH negeri ini klo apa2 musti UANG mulu..
Masihkah ada HARAPAN dinegeri ini…?????
subhanallah….mohon ijin share cerita ini….
Speechless ngebacanya…true legend!
berharap makin banyak Royadin-Royadin muda saat ini………
subbahanallah.. bener” Hero deh pak Royadin 🙂
wahh ada kisah cerita yg saat ini jarang kita tamui,,,salut kepada beliau2 dalam kisah ini,,,
Cerita yg sangat menyentuh hat1 jarang ada dimasa sekarang…
bribis milih..
Andaikan sikap dan sifat seperti itu tetap dimiliki para Pejabat Negara ini, NKRI akan maju lebih deras dibanding seluruh Negara Tetangga di ASEAN, bukan hanya nomor 1 di SEA Games saja tetapi juga dibidang, Ekonomi, Industri, Keamanan dan Perdagangan
nais pos…dan ijin share
keren bgt
Sangad mengagumkan
ijijn kopas ,, inspiratif bnaget moga lebih bisa bermanaaf bagi lebih banyak orang lagi ,,,,
Kalau pemimpin jaman sekarang nggak mungkin kena tilang ….. Kemana-mana pasti minta dikawal, ada foreider, pengiring dll ….. Jadi nggak mungkin salah jalan dan apalagi ditilang …
sungguh susah dicari yang polisi dan pimpinan seperti ini
semoga Gusti Allah mengampuni semua kesalahan dari Sinuwun HB IX dan Brigadir Royadin serta melapangkan tempat keduanya…… amiiiin………
jika ada 1000 orang polsi sperti itu di sebar di seluruh indonesia saat ini mungkin kejahatan kriminalitas dan korupsi bisa di perangi tapi kok rasanya kayaknya ngimpi kaleeee
Kagum dan bangga,….andai sekarang polisi seperti beliau…
Sayangnya cuma 1001 satu ada polisi kayak gini di negeri kita ini.., andai 50% aja (apalagi semuanya) para polisinya kayak pak brigadir Royadin ini wah alangkah amannya negeri kita ini….
salut..terharu aku membacanya..
Andaikan banyak orang di Indonesia yang bersikap seperti itu, alangkah indahnya negeri ini…..
Subhanallahh….. indah,.. Mutiara yang hilang
Ini bukan cerita,.. Ini sesuatu yang harus kita realisasikan kembali.
Subhanallah… semoga masih tersisa orang2 yg berjiwa seperti beliau di jaman ini.
Gimana ya..ceritanya sebenarnya biasa aja.. tentang seorang warga biasa yang kebetulan berinteraksi dengan ‘penggede’, berakhir happy ending…
tapi itu lah tanda2 buat orang yang berfikir… Maju trus bahhhhhh…
blm pernah menemukan Polisi seperti Bapak Royadin…..Saluuut!!!
ke Pamekasan – Madura. cari yang namanya pak Amir di polsek. 🙂
Kisahnya mirip dan beliau masih ada, masih dinas.
Kisah yang bagus, andaikata ada polisi seperti itu lagi di tanah air tercinta ini dan ada pemimpin seperti itu lagi…sungguh senangnya bangsa ini…
Subhanallah… Semoga Amal ibadah mereka berdua diterima ALLAH… Amin…
Haduhh…jadi ingat saat saya ditilang pak polisi hanya karena lampu motor saya dianggap kurang terang… (T_T)
sbgai orang jogja saya jadi semakin bangga pada p’mimpin saya,,
bener^ nangis d buat ny bca cerita ini…
gaa da yg kyk Bpak ni,,
Cerita yg sangat mengggugah semoga masih ada polisi seperti ini dan pemimpin bangsa sepertii ini, l
Duhhh…..mpe merinding aq bacanya……
berat menahan air mata supaya tidak menitik… kalau saja semua orang Indonesia bisa mencontoh teladannya…
Masih ada kok … orang seperti alm.Royadin dan HB-IX tapi kalah dgn publikasi yg minor-minor dan info negatif yg melanda negeri ini….
Mohon Izin untuk Share di Kaskus.us
kejujuran dan berani mengakui kesalahan adalah contoh hidup yang nyata…..kapan ya ada orang seperti beliau berdua lagi ( sultan hb IX dan pak polisi itu )….????
Cerita yg luar biasa,seandainya pemimpin bgs ini memiliki sikap spt pak Royadin &Sri Sultan HB IX…Mungkinkah?
Sulit ditemukan lagi saat ini pemimpin seperti sinuwun Sultan HB IX, yang rendah hati, taat aturan. Orang-orang yang seperti polisi Brigadir Royadin, jika ada maka akan disingkirkan.
cerita yang indah….keteguhan hati sang polisi jalan kan aturan diimbangi dengan kebesaran jiwa sang pemimpin…alangkah indahnya jika Indonesia masa kini mengikuti teladan di cerita ini…
Nama Pak Royadin akan harum bersama polisi lain yang juga besar namanya, Pak Hoegeng. Dari Sri Sultan HB IX kita belajar bahwa seorang pemimpin jika melakukan kesalahan sekecil apapun harus mengakuinya. Itulah sifat seorang ksatria.
ditilang sih ndak masalah…proses selanjutnya yg masalah. Karena kadang surat2 kita ndak ketahuan rimbanya
cerita yang bagus pantas di tiru, tapi apa hari ini masih ada polisi yang disiplin kaya gitu?
Kalo ada anggota DPR, yg merasa perlu untuk menerobos jalur transJakarta, kemudian di Stop Petugas POLANTAS. Hal pertama yang di lakukan adalah memukul POLANTAS tsb.
berbanding terbalik dengan kejadian beberapa bulan lalu. Seorang petugas Polantas dipukul anggota DPR.
Mantappp…..
saya berani mengklaimmm…di Indonesia saat ini tidak ada orang seperti brigadir Royadin dan sultan hmgkbuono xli tsbt…….
betol banget…
Kita melihat 3 (tiga) karakter dalam kisah nyata ini. Pak Royandi yang tegas melaksanakan tugasnya tanpa melihat dan memandangsiapa yang bersalah. Karakter yang sukar didapat. Sikap dan karakter Sri Sultan yang juga luar biasa, patuh dan tahu akan kesalahannya dan beliau tidak menggunakan atau ‘memanfaatkan’ statusnya sebagai Sultan/pejabat. Yang ketiga karakter para atasan Polisi yang rata2 dimiliki oleh pejabat/petugas dinegeri kita .. ‘disgusting’ munafik dan menjijikan…seakan kalau yang salah pejabat..diloloskan saja..ya itulah potret dan mentalitas para penguasa di negeri kita. Ingat dengan kasus ‘SUM Kuning? dan lusinan kasus yang dipeti eskan manakala pelakunya pejabat. Terimakasih kepada penulis yang subhanalllah pandai sekali menyusunnya..membuat kita ..seakan berada di negeri mimpi, masih ada sosok2 seperti pak Royandi yang jujur tegas dan tidak silau dengan jabatan dan status…semoga Allah melapangkannya di alam barzah sana, amoen ya Rabb. Salam
analisis teteh sangatlah tepat!… berdasarkan kisah di atas, kita sudah bisa menilai bahwa pada saat itu memang jauh lebih banyak polisi yang rendah integritasnya, sebagaimana yang tergambar dalam beberapa kutipan berikut ini:
“Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.
“Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa’enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!” Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.
“ Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?” Komisaris tak menurunkan nada bicaranya”
“kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes”
“satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan”
dari gambaran tersebut, tampak jelas bahwa Royadin (bukan Royandi) pun hanya sendirian dan tidak ada dukungan dari rekan sesama polisi… bahkan polisi yang lain justru menertawakan dan mencibir Royandi…
dengan demikian, bisa jadi keadaan saat ini masih sama sebagaimana keadaan pada pertengahan tahun 1960an (seperti cerita di atas). yaitu bahwa mungkin memang banyak polisi busuk dan brengsek… tetapi juga pasti tetap masih ada sedikit polisi yang berintegritas tinggi…
karena itu, kita tidak boleh kehilangan harapan akan indonesia yang lebih baik… marilah kita mulai dari memperbaiki diri sendiri, misalnya: tidak bernegosiasi apabila kita ditilang polisi, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Sultan IX… sesungguhnya kisah di atas tidak hanya diperuntukkan bagi para polisi dan pemimpin/penguasa, tetapi juga merupakan tauladan bagi kita semua…
benar-benar cerita yang mengharukan, dan membuat saya menitikan air mata…
Wahai pemimpin, kami merindukan sosok seorang pemimpin seperti mereka yg terdapat dalam cerita ini.
mantaaapppp… kisah yang patut untuk dijadikan tauladan bagi polisi semuanya.
amin semoga Alm. Bp. Royadin mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
sikap tegas & taat aturan Pak Royadin serta sikap legowo Sri Sultan Hamengku Bowono IX patut kita contoh
Andai semua Polisi seperti dia dan semua pejabat seperti Sultan
aku ikut bangga krn lahir di jogja yg punxa raja bijaksana
Kita salut dgn brigadir royadin. Sbenarnya Cerita sperti ini lumrah, seharusnya demikian tp kenyataannya tdk seperti yg seharusnya. Jadi “apa yg seharusnya” menjadi barang langka di negeri ini bahkan sampai kini…jadi sebenarnya yg luar biasa adalah penyimpangan yg terjadi di luar yg seharusnya terjadi tidk dpt diperbaiki. Yg “tdk seharusnya” menjadi “biasa”.. Ini penyakit kronis di negeri ini. Penyakit ini harus di disembuhkan. Satu2 nya cara adalah melalui operasi…siapa dokter bedah yg berkompeten. Who is the top leader..? Happiness is when what we think, what we say and what we do are in harmony.
sangad bangga dengan KEDUANYA…….
iya ya
Orang-orang yang berjiwa besar … berani mengakui kesalahan dan menegakkan kebenaran sesulit apapun. (SALUTE)
Alm Bapak saya mantan brimob yang menolak dipindahkan ke satlantas, dengan pertimbangan kalau ada pelanggaran beliau tidak mau diajak damai nanti disangka sok kaya tetapi bila mau itu bertentangan dengan nurani. Apabila kami kena tilang beliau marah karena kami telah mencoreng citra keluarga polisi. Salut + hormat untuk Pakdhe anda alm.
salut buat ayahanda Anda, semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya
keren
Terharu saya membacanya, sayapun menangis … Dan anak sayapun bertanya? ‘Kenapa mama menagis?’ Saya hanya bisa menjawab ‘Mama bangga jika kelak kamu menjadi polisi yang seperti Bpk royadin nak… Nanti mama ceritain…’ Anakku dgn polosnya berkata :… ‘Kakak ingin menjadi ibu polisi yg cantik’
Jika benar ini kisah nyata… Maka sungguh luar biasa keteguhan hati Bpk Royadin. Sayapun bangga bisa membaca kisah hidupnya ini.
What a story!!! speechless..tiba2 merinding… that’s it!! 🙂
norman, jauh!!!
salud dan sangad bangga dengan Keduanya,,,,,,
Kata Gus Dur polisi yang jujur cuma 3, ploisi tidur, patung polisi sama Hoegeng. Mungkin Pak Royadin ini bisa ditambahkan sebagai yang ke-4
sejuta satu niih polisi kayak gini,atau mungkin dah enggak ada lagi yang kayak Beliau yaa
minta izin copas ya.. 🙂
saluuuttttttt…sangat merindukan so2k pemimpin seperti itu,seandainya negara ini dipimpin oleh org2 yg memiliki karakter sept HB IX mgkn negeri ini akan damai dan semakin maju..ijin copas pak
saya bangga ada jiwa kepemimpinan seperti itu dari seorang pemimpin yang baik…… ketegasan dan kebijakan dalam menyikapi kesalahan yang telah dilakukan…
saya juga bangga terhadap petugas yang tetap melakukan proses penilangan walau dengan situasi yang sudah menegangkan….. salut….
subhanallah, masih ada tidak ya orang setgas beliau.
perlu di film kan ini……………………semua anak cucu kita wajib tau sejarah ini…subhanalloh
Apakah msh ada Royadin yg lain ?….
wah .. sangat mengahrukan … ane habis ditilang polis … zzz
terharu saya membaca cerita penegak hukum dan penguasa… 🙂
salut buat keduanya… semoga bisa menjadi contoh tuk semuanya…:)
dan semoga keduanya diterima disisiNYA..
trenyuh…n bangga pada pak polisi itu…dan tentu saja panutan kawulo kanjeng sinuwun HB IX…..
good story
Tabik!
Coba di jaman skrg masih ada orang brjiwa sprti itu , sejahtera bangsa ini
Mungkin tidak ada lagi kisah itu dewasa ini yang kecil mau mengingatkan yang besar dan yang besar mau mengakui kekeliruannya
ijin share ya…
Subhaanallaah…..
Teladan yang patut di contoh.
Rohimahumulloohu wa Ghofarohumullooh…
semoga Allooh merahmati beliau berdua (Pak Sri Sultan HB IX dan Pak Royadin) dan semoga Allooh mengampuni beliau berdua…amiin
polisi jaman dulu yang begitu luar biasa….
polisi jaman sekarang….?????
subhanalloh…sy kira..sy yg terlalu cengeng..trnyata banyk temen yg rasakan “luar biasanya cerita ini. Walau sederhana…namun maknanya sungguh dalam…RAJA Jogja dan petugas yg cukup membanggakan org PEKALONGAN…cerita ini bagai air jernih yg menyejukan hati..ditengah2 hiruk pikuk kebohongan publik yg terorganisir…berita yg seperti ini mestinya dipajang di MABES…
what the… ijin share lah ya…
masih adakah Polisi yg seperti pak Rosyidin? benar-benar sosok yang mampu membawa makna dalam namanya. kisah seperti inilah yang perlu disebarluaskan kepada anak2 di seluruh SD/SMP/SMA dan PT di Indonesia
Wow, masih adakah sekarang yang seperti beliau?
Kalau kata Syahrini sih, “sesuatu”
Good story 🙂
All About Men’s
http://allaboutmens.wordpress.com/
INDONESIA butuh lebih banyak jiwa seperti Alm. Brigadir Royadin
Dan generasi INDONESIA muda perlu lebih banyak kisah teladan seperti ini 🙂
amazing story.
jaman sekarang yang jadi pejabat bapaknya…..anaknya tingkahlakunya lebih berkuasa ketimbang jabatan bapaknya…..
jd ikut bangga jg deh sbg org pekalongan… seeep daaaaaah
Ijin Re post cerita ini …
kereeennn… andaikan kepolisian dan para pemimpin bs seperti ini,,,,
semoga indonesia masih banyak mempunyai orang2 seperti ini
Kapan semua polisi kayak beliau…..:ngimpi….
Sampe nangis nih… orang2 keren seperti Beliau kapan ada lagi ya…?
Cerita yang sangat menyentuh dan inspiratif.. Sangat langka ditemukan saat ini.. Mudah2an bliau mendapat tempat yg nyaman disisiNya.. Aamiin..
Pekalongan-Jogja-Polisi.. 3 kata itu yang membuat saya bangga membaca tulisan ini!
Subhanallah,masih adakah polisi yang seprti itu di dunia ini? Semoga arwahnya ditempatkan disisi Allah dengan sbaik2nya 😀
Kagum sm pak royadin, mdh2an msh ada d kepolisian y mempunyai sikap spt beliau
seharusnya kisah ini rutin di upload, sayang banget klo hanya sedikit orang yg tahu kisah teladan ini.
Cerita yg penuh inspiras. Semoga ada penerus
ceritanya sungguh menggetarkan… indonesia membutuhkan orang-orang besar seperti pak Royadin dan Sinuwun Sri Sultan HB IX… semoga kita belajar dari nilai-nilai yang mereka tanamkan…
tahun 1960 masa Sultan sudah berumur sekitar setengah abad….?
Sultan HB IX lahir 12 April 1912, salam
tulisan yang bagus mas 🙂
luarbiasa… tokoh2 yg sangat menginspirasi…
nampaknya sekarang cukup langka ya menemukan yang seperti ini
Sungguh menginspirasi, kepada teman2 yang tidak percaya dengan pejabat2 sekarang, kebetulan saya bekerja disalah satu instanti pemerintah, dan demi Allah saat inipun masih ada pejabat2 seperti beliau berdua, walaupun jumlahnya minoritas, tapi percayalah masih ada orang jujur dan berani mengisi jabatan2 dinegara ini
2 orang yg sgt sy pantas hormati dan muliakan…suatu pelajaran yg sangat indah..^_^..
2 (dua) pribadi yang harus dicontoh
Menarik. Adakah cerita kelanjutan hidup dan karir Pak Royadhin di Kepolisian??
Salam,
Wid
(www.solidwisesolution.com)
saya juga pernah baca kisah Sultan IX, pagi buta seorang ibu menyetop kendaraannya (sultan) untuk menumpang ke pasar…., sampai di basar ibu itu heran kok banyak orang ngelihatin ke arah mobil dan tak sedikit yg memberi hormat…, setelah turun ibu itu baru menyadari jika pemilik mobil itu adalah Sultan.., seketika ibu itu pingsan…
luar biasa.. Memang, sesuatu yg benar kadang tak dianggap benar!
wow…inspiratif banget,,,,,
Luar biasa…subhanallah….kisah yang patut dicontoh polisi dan pejabat jaman sekarang…semoga ALLAH SWT memberikan tempat yang terbaik bagi sinuwun HB IX dan pak royadin..amin
saluut….great story
Terharu dan bangga………teladan yang baik. Selamat jalan Pak Royadin semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Saya yakin masih banyak pemimpin dan pejabat dan aparat negeri ini yang mengikuti hati nurani bukan hawa nafsu
semoga polisi2 kita tertanam kejujuran dan ketegasan dalam menjalankan tugas ,,seperti pak de anda ,,amiiiinn….bukan yg hanya di jalan raya tetapi juga yg sebagi penyidik2 yg silau dengan uang dan jabatan,,,,,
jaman sekarang jarang sekali ada yg kayak gitu ya…(NgelosDhodhoTenan)
Andai semua Polisi dan Raja (Pejabat) seperti Brigadir Royadin dan Sultan HB IX, betapa rakyat akan malu jikalau tidak pula ikut santun dan sopan. (www.dmiprimagama.com ; http://dmiprimagamapusat.wordpress.com ; http://teguhsunaryo.wordpress.com ) tks
mengharukan sekali baca kisah ini…. :’)
sayang aku tidak s4 tau scr lgs Sri Sultan HB IX memimpin Yogyakarta,, krn aku lahir sesudah beliau dipanggil Yang Maha Kuasa…
d jaman sekarang yang kayak gini, masih ada ga y polisi yang kayak alm. pak Royadin??
Nek siki wis langka wong koyo pa royadin sang brigadir. Pokoke sipppp, ceritane manteeepppppp
Inilah manusia sejati… TAAT dan TABAH tidak kepada MAHLUK tapi kepada aturan…
nice story 🙂
brave cop mr. royandi,
Semoga bisa menjadi teladan kepada semua anak bangsa….
Sungguh bangsa dan negeri ini merindukan sosok aparat yg setegas pak Royadin dan pemimpin sebijak Sultan
Semoga Menjadi Tauladan Bagi Anak Cucu Kita semua Tidak bagi sekarang yg sedang menjabat karena UANGlah yang mereka cari…
Salut untuk Pak Polisi Royadin!! Polisi sekarang mana ada yang berani seperti itu, paling ketika menilang seseorang dengan pangkat diatasnya langsung mundur dengan hormat! Jaman sekarang sudah beda, semua demi uang, uang, dan uang. kebanyakan Polisi menilang tidak untuk menegakan aturan, tapi untuk uang saku!!!
Semoga Indonesia kembali mempunyai pejabat dan aparat yang menjunjung tinggi nilai2 keadilan!!
cerita yang terharukan .. disaat sulitnya kita mencari teladan yang baik pada masa ini ..
semoga generasi muda kita selanjutnya akan menjadi seperti ini .. amin
sangat menyentuh, berkaca kaca mata saya saat membacanya.
terharu dan tidak bisa berkata-kata
tiada hal lain bagi kita kecuali meneladani mereka…..
ijin share lewat FB-ku Bro….
merinding juga membaca cerita seheroik ini,…baik Sultan Maupun pak polisinya merupakan tindakan yang sangat perlu diteladani..dan perlu ditularkan kepada anak bangsa pada saat ini.
sudah jarang ini kondisi seperti ini… Salut.. semoga ada yang seperti ini di Indonesia
Tulisan yang luar biasa!
Ada pelajaran berharga yang bisa kita petik. Kesederhanaan dan ketegasan!
Semoga amal ibadah Pak Polisi Royadin dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX mendapatkan balasan surganya Allah swt. amien.
visit my blog: http://riyadisugeng.wordpress.com/
Semoga masih banyak generasi Royadin2 jaman sekarang sehingga citra POLISI menjadi lebih baik
nah ini baru nama nya POLISI sejati, lanka yg semacam ene neh
Jarang sekali di zaman sekarang ini seorang aparat yg punya dedikasi tinggi yg bertugas tanpa pamrih berani menegakkan peraturan tanpa pandang bulu, Dan jarang sekali dizaman edan ini ada pemimpin yg berhati luas menerima apa adanya tanpa memandang status….mgkn klo para aparat dan pemimpin Negri ini seperti mereka mungkin akan makmur negri dan rakyat ini…..tapi kapan yah ada pemimpin seperti mereka?
terimakasih atas ceritanya,semoga para abdi negara (pns,polisi,tni,dan para pemimpin yang dipilih oleh rakyat) membaca ini…
sang Polisi sejati dan sang Raja / Pemimpin sejati…
Cuma bisa bilang LUAR BIASA untuk mereka yg punya jiwa LUAR BIASA…..
Itulah Contoh Suri tauladan seorang Tokoh besar.
Seorang tokoh besar hendaknya jgn hanya bisa bicara saja namun harus bisa memberikan suri tauladan kpd rakyatnya. Saya sebagai rakyat merindukan sosok pemimpin seperti Sri Sultan Hamengkubuwono 9.
andai saja semua polisi seperti bapak Brigadir Royadin….
Seandainya peritiwa tsb terjadi di jaman sekarang ini….
betapa akan damainya Indonesia ku…
Subhanallahh…
Amazing story…
malihat diriku sendiri akupun malu… malu… sangat malu….
fiksi.. ini pasti fiksi
Saya tidak percaya ada pejabat lurus, apalagi polisi
Kalo memang cerita ini benar, maaf saja, bagi saya perbuatan jujur yang diceritakan di atas adalah hal dasar yang seharusnya biasa saja dalam kehidupan bermasyarakat.
Yang salah dihukum, yang berprestasi diberi imbalan, itu sudah sepantasnya. Kalo hal seperti itu dianggap luar biasa, maka memang sudah rusak tatanan kehidupan bermasyarakat kita dan tiada harapan untuk diperbaiki.
Sak karepmu mas …
Subhanallah, buah ketegasan dan kejujuran…….
Seperti dongeng kebajikan, karena tak ada didunia sekarang. Rindu sosok Beliau-beliau ini. walau tak pernah merasakan nyamanya jiwa mereka
Sungguh sebuah ktegasan sikap, memandang tiada siapa yang ditemui.
Sangat bangga memiliki polisi sperti Bliau.
Namun, sangat jauh berbeda dengan polisi saat ini.. Yang mementingkan uang dan jabatan.
Jika polisi indonesia banyak sperti Bliau, dpastikan Indonesia aman dari jajahan kecurangan, dari jajahan kerakusan, semoga polisi Indonesia menemui kodrat mereka yang sebenarnya.
Speechless … cerita langka ditengah langkanya sikap manusia seperti yang diceritakan di atas. Bravo kejujuran!
itulah buah manis yang dipetik dari sebuah “KEJUJURAN” !
ceritanya sangat menyentuh 😉 ditengah2 jaman yang sedang krisis mental kejujuran terutama pada pihak2 yang diberi jabatan. 🙂
emang keren orang yang sudah dari kecil dididik jadi pemimpin….beda ma pemimpin karbitan yang kadang cuma sekolah 5 tahun di bidang politik seperti anggota DPR kita. Sultan emang TOPP….sikapnya seperti pemimpin-pemimpin impian anak muda jamn sekarang.
Pak Royadin juga….berani…ga rikuh. Hebaaaaat lah!
minta izin saya share ya….
Sri Sultan kayaknya pantes jadi Presidennya, truspak Polisinya jadi pimpinan KPK 🙂
Subhaaaaaaaanallaaah………….. Al Fathihah ma ash shalawat untuk pak Royadin, semoga arwahnya mendapatkan ketenangan di alam barzakh, menikmati tajasum a’malnya di dunia yang menebarkan cerita semasa beliau hidup. Semoga di Yaumul Aakhir nanti Rasulullah beserta 12 Imam Suci as dan bunda Rahmatan lil aalamiin bunda Zahra berkenan memberikan syafaat pada beliau dan pada keluarganya yang ditinggalkan. Bagi Sinuwun, juga doa agar diselamatkan dunia akhirat aamiin
hanya ada satu kata untuk dua orang SEDERHANA yaitu HEBAT !!!!!! seandainya saja Indonesia sekarang dipenuhi orang HEBAT namun SEDERHANA seperti mereka……aku yakin Indonesia akan jadi negara HEBAT juga !!!
Inilah salah satu contoh lakon kehidupan yg sngat perlu diteladani oleh siapa saja dalam konteks apa saja.
Sangat inspiratif….Saya sangat menyukai kisahnya…Salam kenal 🙂
kisah yg memberi inspirasi. saya berharap pemimpin negri ini yg sekarang dan yg akan datang memiliki sikap seperti brigadir royadin dan sri sultanHB IX
Inilah salah satu contoh lakon kehidupan yg sangat perlu diteladani okeh siapapun dan dalam konteks apapun.
gemetar setelah baca tulisan ini.. salut dah..
AWESOME…saya paling suka adegan waktu kepala polisi nya bilang “…ngawuur..jan ngawur tenan..”…benar-benar mencerminkan negara kita hari ini..wakakkkkkkkkkk
Sekarang saya baru memahami kenapa keras kepalanya Mbah Maridjan hanya mau turun meninggalkan Gn. Merapi kalau yang memberi perintah hanya HB IX…walau secara jasad sudah tiada namun perintah dan panutan nya tetap hidup dalam hati dan kehidupan rakyatnya…..
Satu dari sekian banyak cerita tentang bagaimana Sri Sultan Hamengkubuwono IX yg tidak pernah menganggap lebih dibandingkan orang lain, kalau pingin tahu lebih banyak mengenai Sri Sultan Hamengkubuwono IX bacalah buku “TAHTA UNTUK RAKYAT”
Subhanallooh, ini kisah yg sungguh mengharukan. Pribadi2 yg sungguh kita perlukan sebagai teladan penegakan hukum dan keluasan jiwa di negeri kita saat ini. Sy izin share link-nya, Mas. Matur nuwun.
Masihkah..ada brigadir pol spt Pak Royadin… ?
Yang ada..baru sering tampil di TV..malah mengundurkan diri…!!
mantap ma menn….! i like it….!
subhanallah.. sangat menyentuh..
keren gan ceritanya aku juga mau ijin shared nih….
saya suka tulisannya, saya seperti bisa membayangkan kondisi saat Pak Royadin dan Sinuwun berkomunikasi saat itu.
Alangkan indahnya negri ini jika pemimpin seperti kanjeng sultan dan alangkan tertib nya negri ini dg polisi spt polisi Royadin
Ijin share yah…
Sejarah yang hebat, dengan 2 pelaku yang hebat
Benar2 dua karakter yang teguh terhadap prinsip
Ibarat segelas air ditemukan dipadang pasir, kita berharap masih bisa menemukan banyak lagi gelas2 berisi air penghapus dahaga di padang pasir yg gersang
Masih adakah jiwa-jiwa Royadin di depan Pos Polisi atau di Kantor-kantor Polisi?
Masih adakah jiwa-jiwa seperti Sinuwun Hamengkubuwono IX dinegeri ini?
Kisah Brigadir Royadin melakukan tugas dengan benar, di satu pihak Sri Sultan Hamengku Bowono IX emang Raja yang benar bukan hanya kerena Beliau Sinuwun tapi Raja memang harus yang Pertama menghormati serta menjunjung aturan sebab aturan yang benar itu adalah Raja yang sebenarnya,apalagi beliau melewati pendidikan Belanda yang sangat disiplin,serta beliau memiliki hati yang luas mnghargai aturan yang benar,sebab didalam aturan benar letaknya jiwa Raja yang benar.
polisi yg patut ditiru keteguhan hati dan jiwanya…….dan begitu bijaksananya pemimpin… untuk keteladanan kita semua
sungguh sangat luar biasa,saat ini menjadi langka dan bahkan tidak ada seperti keduanya
luar biasa pak Royadin.. salut
Indonesia saat ini membutuhkan sosok keteladanan seperti beliau berdua……. kapan ya bisa jadi kenyataan. Setidaknya untuk masa anak-anak saya nanti…….
Ga bisa bilang apa apa lagi, itu sangat menginspirasi. Luar biasa. Ijin share, mas.
hal yang patut ditiru
saya nangis bener baca cerita ini…
Menangisi perilaku pejabat dan polisi kita jaman skg..
Untuk menjadi pemimpin rakyat, haruslah rakyat sendiri. Bukan pemerintah.
ini ada juga cerita yang lebih heroik dari Sinuhun Kangjeng Sultan, http://newyorkyakarta.net/tahta-untuk-rakyat-manunggaling-kawula-gusti
adakah kiranya cerita seperti itu ada di zaman sekarang ini
seharusnya memang seperti itulah kita, tanpa memandang jabatan, pangkat, dan embel-embel yang entah apa lagi. ketegasan dalam bersikap, idealisme sebuah pekerjaan, yang sangat sulit untuk diterapkan. semoga kisah ini bisa menginspirasi setiap orang.
kereennnnnn 😀
izin share pak….cerita keteladanan seperti ini sangat layak disampaikan pada banyak orang
ahhh….Sultan X beberap bulan yang lalu juga mengalami hal serupa. beliau dengan sopirnya akan keluar dari parkir. karena sang sopir merasa membawa sultan langsung saja tancap gas nggak mau antri dan main nyelonong aja. petugas parkir yang tahu ada mobil nyelonong masuk langsup memberi tanda untuk inkut ngantri itu mobil. petugas parkir nggak tahu kalo yang ada di dalam mobil itu adalah sri sultan HB X.waktu sopirnya mau mendebat tukang parkir , tiba2 sultan HB X bilang begini : “wis wis wis…ra sah ngeyel…ayo melu antri wae….” . liat….. masih ada kok pemimpin yang nggak mentang2 dengan kekuasaan yang dia punya. hidup jogja…semoga tetap aman dan berhati nyaman 🙂
Cerita yang sungguh mengharukan dan menggugah jiwa, semoga masih ada Royadin yang lain …..
Polisi sederhana vs penguasa, contoh yang sangat menyentuh. Bandingkan dengan kejadian tabrakan di Toll, akibat Mobil Ke presidenan mau lewat, jauhhh ..
Andaikan banyak org seperti sejahteralah bangsa ini. Contoh seperti harus banyak dibuat dan dikisahkan utk dapat dihayati oleh anak cucu kelak. Cara semua ortu dalam mengajar kesederhanaan kepada seluruh anak bangsa. Semoga beliau mendapatkan tempat yg mulia disisiNya, Aamiin
Great!!
Sangat mengesankan sikap seorang bawahan yang berani dan tegas tanpa memandang bulu, hal ini yang jarang dilakukan oleh petugas saat ini mampu dan beranikah bertindak tegas adil dan tanpa pandang bulu?
jogja memang istimewa……………
Saya bergetar membacanya.
Sungguh kisah Ɣªήğ patut dijadikan contoh polisi jaman sekaran. Bukan bermaksud meremehkan Polisi masa sekaranga, setidaknya ketegasan dari Pak Royadin bisa dijadikan contoh tiada kata pilih-pilih untuk menegakkan peraturan.
Cerita yg sgt indah,ketegasan seorg anggota polisi&kebesaran ht seorg Sri Sultan HB IX sbg seorg Raja,ya Allah smpe terharu membcnya,bskah aq menjd abdi masyarakat sprti Brigadir Royadin…keteladan yg patut utk dicontoh….
Subhanallah… sebuah kisah yang mengharukan dan membanggakan serta patut dijadikan suri tauladan buat kita yang membacanya, kerana mengandung hikmah yang luar biasa manfaatnya buat kita generasi muda… semoga kedua tokoh dalam kisah nyata ini dapat diterima segala amal kebaikannya dan diterima disisi-Nya… Amien yaa Rabb…
amat langka polisi yg berjiwa spt beliau dan langka pula pejabat negeri ini yg seperti si Sinuhun
kisah yg menyentuh hati… ijin re-post ndan..
Ya Tuhan… Terimalah kedua tokoh yang sangat pantas menjadi panutan tersebut disisi-Mu dan ampunilah dosa-dosanya, Amien YRA.
subhanallah ya, cerita ini cukup menyentuh. polisi adalah salah satu penegak hukum di negara kita, semoga kelak akan tumbuh 1000 polisi seperti almh pak royadin ya allah swt
baik untuk panutan
Sangat inspiratif! Subkhanalloh..
kita butuh 2 sosok spt ini…msh adakah ?
begitu membaca di tengah2 cerita tercekat kerongkongan ini, sungguh langka pemimpin dan petugas seperti beliau. semoga masih ada pemimpin dan petugas yang mengikuti jejak beliau berdua untuk Indonesia yang lebih baik.
Kerreeeennnn..!!! Hormat buat alm Pak Royadin, semoga amal ibadahmu diterima disisinya dan diampuni dosa-dosanya. Semoga lebih banyak lagi polisi-polisi di Indonesia yang seperti bapak.. Trimakasih atas pengabdianmu.
mampir mapir ke blogku ya gan.. myblog
Negeri ini merindukan seorang pemimpin dan polisi seperti mereka.semoga…Tuhan memberikan tempat special di sisi Nya amien…
hebat
terima kash. semoga menginspirasi hidup kita
kisah yang menyentuh.
Cerita yang indah. .
Harusnya bnyak polisi yg baca cerita ini,biar mengerti akan kejujuran. .
subhanalloh aku rindu petugas dan pemimpin yang demikian
Ya Allah,aku merindukan pemimpin sekaliber Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono IX,dan Brigadir Royadin. Negeriku hancur,setelah kalian tiada. Semoga Allah SWT,masih menolong negeri ini dari kehancurkan.
seorang pemimpin yang berjiwa besar dan polisi yang tegas,, semoga kepemimpinan di indonesia semakin baik.
Gajah mati meninggalkan belang…Manusia mati meninggalkan NAMA….Semoga masih ada Pemimpin bangsa spt HAMENGKU BUWONO IX dan abdi negara teladan spt Pak ROYADIN di negaraku…walaupun ibarat spt mencari jarum ditumpukan jerami…semoga masih ada…
Sosok pemimpin dan petugas kepolisian seperti inilah yang dibutuhkan negri ini saat ini.. subhanallah.. ijin share mas..
Tak cukup rasanya kita hanya cercengang
Tak cukup rasanya kita hanya menangis
Kapan kita bisa seperti mereka
Berbuat …………
Bekerja ………….
Untuk kejayaan bangsa
Indonesia tercinta
Sejahtera untuk semua
Semoga
Dadi Polisi Iku kudune Ngunu…Ha nek seng ngelanggar Marinir,,kebanyakan polisi kuwi ora wani e…hehehehehe….Patut di contoh Poilisi kyok ngene iki….
salam kenal semuanya….
Gileee ni tulisan dan kisah bisa buat inspirasi buat sinetron atau film lepas, why not… Ajaran dan pendidikan nuansanya begitu kental dari kisah ini begitu sesuai dengan phenomena sekarang. Siapa yabg akan memulainya para sineas?????
Dua tokoh yang luar biasa karena kesederhanaannya, saya bangga dengan beliau,
aku bangga dadi wong jowo….
Subkhanallah………..seandainya pemimpin2 kita dan penegak2 hukum kita seperti ini, pasti damailah indonesia……..
Inspiring….. Andai saja sikap seperti ini masih bisa kita jumpai di negeri ini, alangkah jayanya, tapi sayang sikap seperti itu di jaman ini seakan punah. Smoga suatu saat ini lahir pemimpin dan penegak hukum seperti ini.
Terima kasih atas tulisannya, saya kebetulan seorang polisi dan sungguh saya merasa bangga mempunyai kolega sesema polisi seperti Pak Royadin. Selama ini sulit mencari polisi yang dapat menjadi contoh kesederhanaan, kejujuran, kesetiaan dan keberanian dalam menjalankan amanah mereka sebagai polisi. Selama ini polisi baik yang dikenal masyarakat baru Pak Hugeng…, saya salah satu berharap akan banyak lagi polisi-polisi seperti Bapak Royadin dan Bapak Hoegeng….
kalo skrg, kekuasaan dan kewenangan digunakan utk mendatangkan fulus. termasuk voorijder yg banyak dipakai buat kepentingan pribadi, spt pernah dituturkan seorang penyanyi “sesuatu banget” yg menggunakan “jasa” voorijder utk membuka jalan krn mengejar show di tempat lain. semoga keduanya mendpt tempat yg terbaik di sisi Allah dan ampunilah dosa keduanya, aamiin..
Kisah yag luar biasa. Sikap yag tegas dan kebesaran hati seorang pemimpin. Patut di jadikan teladan bagi kita semua.
kisah yang luar biasa… sikap yang tegas dan kebesaran hati dr seoarng pemimpin. patut di jadikan panutan bagi kita semua.
para pendahulu bangsa, para idealis.
ijin copas dan repost di website saya.
sentimentil …! apa jaman skrg masih ada tokoh seperti polisi seperti royadin dan kanjeng sultan IX? terberkatilah turunannya…
Cerita yang bagus…
suatu bukti bahwa Indonesia memiliki orang-orang yang berjiwa besar….
Selamat pagi Pak Mayjen Nanan (wakapolri saat ini). Saya hanya mau melaporkan tindakan terpuji seorang anggota Polri – yang sekarang sudah tidak lagi bersama kita (mengikuti kata bapak “Kalau ada Polisi yang baik, laporkan jugam ya”). Nanti kalau ada yang tidak beres, Insya Allah akan saya laporkan juga
sungguh indah perilakunya,,,tak tertuliskan dengan kata2..izin share
Semoga beliau dimasukkan golongan Aulia..aamiin
subhanalloh merinding membacanya, pribadi2 yg luar biasa,smga amal ibdahnya dtrma di sisi Alloh swt aamiin.
Seandainya banyak Pak Royidin2 dan Hamengkubuwono. IX jaman sekarang ini…..alangkah damainya Indonesiaku
pakleku juga royidin..heehee 😀
the Police, to serve and protect. Cerita jaman syurga didunia…
Subhanallah… dua insan yang menjunjung tinggi integritas dan idealisme… ayo pak Pol dan pak Pejabat… tunaikan amanah demi kebaikan dunia wal akhirat…
terkesima q
Saya terharu dan menitikkan air mata sebelum selesai membaca kisah ini. Sungguh priyantun yang mengedepankan tugas dan tanggungjawabnya. Salut untuk polisi Brigadir Royadin dan Sinuwun Sri Sultan IX.
Andaikan di jaman ini semua pejabat berlaku seperti Sultan HB IX, tentu negara ini akan menjadi sejahtera, insya alloh…
Subhanallah,, Cerita ini Sungguh Inspiratif sekali,, bangsa ini merlukan sekali sosok pemimpin seperti HB IX.. dan bangsa ini juga haus akan aparat pemerintahan seperti bpk Royadin… yang tak pandang bulu dalam mengemban amanat RAKYAT….
orang2 besar tidak pernah mengutamakan amarah.. 🙂 cerita bagus.. semoga di indonesia ini cepat lahir pemimpin seperti bapak2 dalam cerita..
tertawa, merinding, dan meneteskan air mata mjd efek ketika membaca cerita ini..
smoga bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.. 🙂
sungguh pelajaran yang berharga
luar biasa!
Sebagai bahan renungan…..
Hidup polisi sejati
semoga banyak polisi indonesia yang membaca ini………
hanya kebesaran jiwa beliau2 inilah…teladan yang tak ternilai..
semoga negeri ini masih menyisakan orang2 seperti beliau… ijin share…
saya sampai berlinang air mata membacanya…andai saja POLISI yg kita cintai sekarang semuanya spt beliau!
siip….mhn ijin share….
Artikel bagus, sosok Polisi tegas, dan sosok pemimpin yg baik.
Bravo sangat membanggakan disaat indonesia skrng lg sekarat ada tauladan dr sang penegak hukum dan seorang pejabat negara…..yg sepertinya tdk akan bs terjadi saat ini…mknya NKRI semakin terpuruk…
hebattttttttttttt
semoga masih ada orang-orang berjiwa besar seperti mereka di negri ini…
salutttt…. Bangga pada sosok polisi yang disiplin terhadap peraturan… Dan bangga mempunyai seorang pejabat tinggi yang mengakui kesalahannya. Anda saja pejabat sekarang seperti beliau.. Semoga amal ibadahnya diterima allah swt. Amien….
ijin share…
jaman sekarang mana ada pejabat negara dan kepolisian bisa mencontoh sikap yang sangat bijak dari beliau2 ini..yang ada dipikiran pejabat sekarang gimana dapat uang banyak untuk kepentingannya sendiri…benar2 pemimpin dan abdi negara yang punya jiwa besar..salut…
posting ke web instansi pemerintah dongg…
tak terasa meneteskan air mata ketika membacanya………selamat jalan pak royadin…….semoga semua amal kebaikan dan ketegasannya menegakkan hukum diterima di sisNya…..amin2x yra
sangat menyentuh…
cobalah semua polisi seperti ini,,,pasti negara ini akan aman…
Ijin share…..
itulah karakter bangsa kita yg sesungguhnya……………..jujur, sederhana dan patrotism……meski skrg ini sdh banyak petinggi maupun petugas/aparat yg terkontaminasi dgn dunia semu, tapi saya yakin masih banyak yg berjiwa nasional dan penuh dedikasi…..Amin
tak terasa keluar air mataqu ini ketika membaca artikel ini…sungguh bijaksana dan terhormat orang2x seperti ini….MERDEKA…..!!!!!
smoga langkah brigadir royadin bs dijadikan contoh polisi-pilisi di indonesia, , , .
dijaman skrg ini msh ada segelintir org seperti beliau…namun….lagi2 kekuasaan & uang sll menindas org2 sprti mereka….BRAVO utk tmn2 pejuang yg JUJUR & memihak kpda yg benar!
Bagus sekali, sedih dan bergetar membacanya bagussssss dan hebaatttt
Inspiratif,.. sungguh teladan yang patut di contoh,..
Ijin Re-post gan,..
mantabs emang kok…..
iya tuh,, udah sok pake bahasa Inggris, salah lagi tata bahasanya… hehehee…
ijin share yaa…
KETELADANAN YANG HEBAT …….
kalau saja aparat & pemimpin di negeri ini seperti mereka (Sri Sultan & Pak Royadin ya, bukan komandannya, hehe), pasti negeri ini akan menjadi pemimpin dunia… 🙂
luar biasa
Sulit dijaman sekarang menemukan sosok polisi maupun sosok pejabat seperti itu,kadang tuntutan tugas yang tegas akan menjadi bumerang kepada si petugas tersebut.salut,palut.
Semoga ketegasannya menjadi contoh semua polisi indonesia.
Subhanalloh… dua orang yang sangat pantas untuk dicontoh dikehidupan saat ini yang sudah sangat bobrok.
terimakasih artikelnya.
salam,
Selaku penulis riwayat sederhana ini , saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua komentator terutama kepada admin web ini. Alhamdulillah teladan pak Royadin dan pak Sultan juga bisa menjadi teladan bagi institusi kepolisian dan pemimpin bangsa lainnya , situs humas mabes Polri kemarin juga telah memasukkan cerita ini pada situs mereka yang semoga dibaca oleh segenap anggota polri yang sekarang banyak dikeluhkan masyarakat. Pak Royadin memang selalu memegang kalimatnya. Ketika saya menikah dulu , ayah melarang saya untuk mengundangnya karena kondisi beliau sudah tua untuk perjalanan jauh ke Jakarta. Namun sehari selepas pesta pernikahan , tiba-tiba kami dikejutkan oleh kedatangannya yang diantar oleh seseorang dari terminal bus, ia tahu tak diundang karena dianggap kondisi tubuhnya yang tua namun itu dibantahnya dengan hadir ke jakarta , sendiri, meski istri melarangnya. Sampai akhir hayatnya, tak ada niatnya mengagungkan diri dengan jiwa lurus bhayangkaranya sehingga tak ada perhatian khusus kepadanya. Dengan hidupnya yang apa adanya , saya selalu mendapatkan pelajaran dari sikap dan cerita yang ia tuturkan bukan untuk menyombongkan diri , tapi untuk membekali kami menjalani hidup ini. semoga Doa dari semua yang membaca , dapat mengalirkan pahala kebaikan bagi dirinya di alam barzah , karena hal itu jauh melebihi dari bintang jasa yang disematkan oleh orang tertinggi di negeri ini sekalipun kepadanya.
Salam , Aryadi Noersaid
Seseorang yang bercita cita menginspirasi dunia lewat tulisan sederhana
original posting @:
http://sejarah.kompasiana.com/2011/06/25/sultan-hb-ix-polisi-pekalongan-the-untold-story/
Pak… sungguh tulisan bapak sangat menginspirasi … cerita tentang keteguhan hati, cerita yang langka di negeri yang tengah dilanda sifat hedonis ini. Sebenarnya cerita ini adalah cerita biasa…. tetapi menjadi sangat luar biasa karena kondisi bangsa Indonesia yang sudah tidak memiliki panutan lagi. Pemimpin hanya mengejar kepemimpinannya, jarang ada pemimpin yang betul2 menjadi pemimpin. Pemimpin Indonesia saat ini tidak memberikan contaoh yang baik dalam berperi kehidupan. Saya doakan semoga bapak selalu sehat sehingga dapat selalu menginspirasi dengan tulisan-tulisan sederhananya…. mohon ijin saya muat di blog saya ya pak trimakasih
Tulisan Anda bagus, Bung! Sebagai penulis Anda layak mendapat penghargaan apapun bentuknya setidaknya dari Humas Polri kali ya… Dan tanpa mengurangi keikhlasan dalam pengabdian, Paman Anda juga layak mendapat “penghargaan” khususnya dari kepolisian. Tapi kalo gak dapat juga gak mengurangi “nilainya” kok… Saya sih berprasangka baik saja bahwa cerita ini benar….
@mas endarto :terima kasih apresiasinya , Saya hanya menuliskan , tidak ada hubungannya dengan hak mendapatkan penghargaan apapun dari cerita ini . hanya doa untuk beliau berdua dari pembaca yang bisa memberikan nafkah di alam mereka sebagai buah kebaikan semasa hidup mereka. Sesuai cita cita saya , hanya sebagai orang yang ingin menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana saja, bukan dengan fiksi atau cerita tak berdasar lainnya.
sosok tokoh yang dibutuhkan saat ini…
ijin Ndan..nge-share..suwun..
Orang besar ….. Sri Sultan HB IX dan Pak Royadin ……… beda posisi tapi tetap teladan atas sikapnya yang benar-benar Rrrruaaaarrrr biasa ………..
keren!
ini baru namanya polisi Indonesia yang tegas dan bijaksana
zaman sekarang mana ada yang begituan…
hahaha
wah..kui tanah kelahirane inyong.. 🙂 trnyata tetanggaku bapakke..wkwkwk.
saya tertegun membaca cerita ini dia tak pandang bulu utuk mengatakan yg sala itu sala, semoga allah menempatkannya disisinya amin
Insyaallah….cerita ini akan dpt menjadi tauladan bagi kami…..
Subhanalloh, keren ceritanya .. keren sekali. Apakah boleh saya copy tentunya dg menyertakan link asli 🙂
saya sampe meneteskan air mata… bener2 terharu baca kisah ini… semoga beliau Pak Sultan IX dan juga Brigradir Rosadin diberikan tempat terbaik di sisi Allah amin
…alhamduliLlah…mendapat ilmu keteladanan yang baru…
Salut Buat Bapak Brigadir Royandi dan Bapak Sultan
masih adakah di Republik ini yang mencontohkan ketegasan dan rasa tanggung jawab terhadap apa yang di embanya
saya doakan semoga amal ibadah beliau berdua diterimaNYA.
Ammiinn…..
saluuut,… ada perasaan haru krn kagum…sayang,…susah menemui orang2 seperti ini di jaman ini…
pagi,..yg indah ini…saya membuka FB saya biasa saya baca info2 yg asa diberanda, karena banyak saya bertaut dengan rubrik2 info FB,..salah satunya jogjaku, dan yg lain seperti KF, TMC, dan masih banyak lagi…setelah saya liat berita teratas saya tertarik untuk membaca lebih lanjut, yg judulnya,
“Kisah Nyata: Ketika Sri Sultan HB IX terkena tilang di Pekalongan”, ternyata setelah selesai semua saya baca negitu menyentuh cerita ini,.dan setuju semua komen2 yang ada, kebesaran hati seorg pemimpin yg benar menjadi pemimpin.dan ketegasan seorg petugas tanpa memilih2 dalam tugas beliau, begitu menyentuhnya saya terharu dan meneteskan air mata…
Amazing people…….semoga bisa menjadi contoh bagi para pemimpin bangsa ini…
Sungguh mulia Brigadir Royadin dan Sri HB IX, kita sekang sudah sangat sangat sangat sult menemui orang yang besifat mulia menegakkan aturan walau yg melanggar seseorang yang dihormati salah tetep salah, coba POLISI skrg begitu minimal 50% sungguh damai INdonesia, tp sayang POLISI skrg mata duit buat apa di tilang lbh baik damai pisss
Andaikan smua polisi indonesia kaya alm bpk… Bener” gemah ripah loh jinawi itu ada…
Mudah2 di zaman serba gila ini masih ada orang2 besar seperti beliau2 ini.
mohon ijin share….
Umpama saja dijaman sekarang ini masih ada orang seperti Sinuwun dan brig. Royadin maka gak akan ada korupsi di negeri ini.
Tauladan yg harus di contoh para pejabat dan penegak hukum di negeri ini….
gue nangis baca artikel ini . . .
Cerita yang perlu ditampilkan agar tidak banyak orang “mengedepankan” jabatan untuk itu.
Donny Oktavian Syah
Blog Manuver Bisnis
Ini cerita kedua yang saya baca tentang kebesaran dan keluasan hati Sultan HB IX. Yang pertama, tentang seorang penjual jamu yang karena kelihatan kecapekan, ditawar sinuhun menumpang mobilnya. Mbok Jamu yang tidak tahu persis orang yang membantunya menerima saja tawaran sinuhun. Baru kemudian setelah sampai dan orang-orang memberi tahu bahwa yang mengantar tadi sinuhun, kontan tukang jamu itu pingsan. Jadi intinya, saya percaya kebenaran cerita ini. Bukti lain, sinuhun ndak pernah peduli ketika sejarah mencatat bahwa ide Serangan Fajar (seperti di film layar lebarnya) diakui sebagai ide Suharto. Belakangan setelah Suharto turun beredarlah cerita bahwa ide itu datang dari Sultan HB IX. Raja sejati yg tak keberatan Yogya bergabng ke NKRI, walau di kemudian ahri disakiti.
masih adakah orang seperti ini…?????!
Masih adakah di jaman sekarang ini polisi semacam beliau? Dan jawabannya hanya satu, yaitu hampir pasti tdk ada
Yang jadi pertanyaan:
1. Masih adakah pejabat-pejabat pemerintah di Indonesia saat ini yang berjiwa besar seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX ?
2. Masih adakah polisi yang bersikap tegas sebagaimana yang dilakukan Brigadir Royadin? Andaipun ada, apakah dia akan tetap bisa menjadi seorang Polisi?
Jawabnya terserah Anda.
kalau ada polisi yg melakukan seperti yg di lakukan P Royadin di jaman sekarang, kemungkinan besar juga akan mengalami seperti apa yg dialami P Royadin, yakni di marah-marahi atasannya dan kemudian di mutasi, cuma bedanya mutasi nya ke pedalaman dan pangkatnya gak bakalan naik-naik…hehehe…
Hormat pak Royadin
POLISI TELADAN julukan yg mgkn paling pantas buat pak royadin dan penghargaan yg setinggi2nya kpd beliau….semoga polisi2 indonesia bs meneladani beliau…
Ketika seseorang memutuskan sesuatu dari nuraninya..saat itulah alam dekat dengannya..selama hayat dikandung badan..
Sebenarnya banyak polisi,tentara atau pegawai lain yg spt itu..kalau dia berada di ekosistem sampah,mereka akan ttp terlihat bagai berlian suatu ketika..
Polisi ne mantep ……!
Ingkang Ngarso Dalem jempol…….!
andaikan polisi polisi indonesia seperti ini maka majulah negeri ini dan tak ada lagi kejahatan di negeri ini…
Sungguh, suatu contoh nyata,sebuah kisah nyata dgn kesederhanaan ,kejujuran,ketulusan,keluasan jiwa,dan kemurnian kultur budaya kita indonesia,dgn santun tp tegas benar2 menyentuh membuat sy terharu membaca dan berusaha memahami dgn keadaan zaman sekarang yg begitu kontras.
Subhanalloh….moga2 akhlak dan laku pejabat dan pimpinan bisa meniru keikhlasan dan kelurusan hati kita….Mbrebes mili,,,,ati sesak….membaca tulisan pendek penuh makna ini…
semoga bisa menjadi inspirasi bg byk org…:) saluuuuttt ^^b
semoga bisa menjadi inspirasi bg byk org…:-) saluuuuuuuuuuuuut ^^b
Suatu pengalaman yg berharga dari almarhum royadin dan dapat di jadikan contoh buat generasi muda polri di masa depan, jadilah polri yg dapat melindungi, mengayomi dan melayani serta dapat meneggakkan hukum sesuai aturan yg berlaku guna kepentingan masyarakat bangsa dan negara, tks pak royadin kami akan selalu bangga kepadamu.
ijin share…
Aku bayangin para polantas pasti mencibir baca cerita dia atas ama komentar temen2, mencibir lalu melanjutkan tugasnya sembunyi di balik pohon nunggu motor yg akan melanggar rambu lalu lintas yg sudah tertutup pohon
Yang diatas (sinuhun) menghormati aturan dan rendah hati, yang dibawah (alm royadhin) tegas menjalankan aturan tanpa pandang bulu, yang ditengah (komisaris) penjilat sejati yang hanya cari aman.
Sayangnya di negara kita ini lebih banyak orang seperti komisaris penjilat ini.
Saya bangga dan terharu….. semoga menjadi suri tauladan bagi anak Bangsa dengan cerita sesungguhnya terjadi….. di negeri ini….
http://relawanuntukindonesia.wordpress.com/
will be a follow up link for u after reading this story
enjoy
Asli!!nangis terharu!!Terharu dg ketegasan dan kesahajaan Bpk Royadin sbg seorang Polisi (skrg sdh langka Polisi spt itu-hmpr punah kali) juga terharu dg kebesaran hati Sri Sultan HB IX sebagai pemimpin tp tetap mengakui kesalahan yg Beliau lakukan tanpa mengedepankan jabatan atau kekuasaan Beliau (ini lebih luangkaa lagi-1 juta 1 kali). Semoga suatu saat akan berkembang biak lagi Polisi2 baik dan Pemimpin2 adil spt mereka di bumi Ibu Pertiwi ini,Amien….
ijin kopas. salam
Sosok pemimpin yang dinanti di negeri ini, Almarhum Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Almarhum Brigadir Royadin. Kita menantikan sosok-sosok seperti mereka agar negeri ini menjadi lebih baik, bukan sosok yang mementingkan jabatan dan tukang korupsi.
q seorang ibu dr 2 org putra…
karakter bangsa timur begitu melekat pada beliau. betapa bangga org tua beliau ya…
mari bsama2 kita cetak generasi penerus bangsa….agar identitas bangsa seperti yg ad pada beliau tidak tertepis waktu.
berat memang apalagi tuntutan ekonomi yg kadang menjadi jebakan bagi ibu2 seperti saya…
yang memang harus berjuang jadi ibu, istri dan karier….
ah terharu…
apa masih ada pak royadin lain yang tersisa di muka bumi ini ya…
Salut, coba para polisi dan penguasa jaman sekarang seperti itu, aman dan damai lah negeri kita ini. Sayang disayang, cuma bisa mimpi kali yeeeeeee…..
Semoga menjadi inspirasi bagi semua manusia Indonesia yang mulai kehilangan jati dirinya…
terharu sekaligus prihatin karena saat ini tidak ada teladan seperti dua “orang besar” ini.
ijin share juga…
bisa di jadiin film atau FTV BAGUS LHO BUAT PENCERAHAN
amin…semoga teladan ini dapat di lakukan oleh kita semua Warga Negara Indonesia (WNI).
Sangat bagus untuk muhasabah para pemimpin bangsa ini
terharu banget………sampai menangis…………… Semga kita bs menteladani sikap yg dicontohkan sinuwun pd kita smua………….agar menjadi pribadi yg rendah diri……..;)
merinding bacanya, luarbiasa kisahnya, tokoh2 hebat,,,
Brigadir Royadin, polisi yang tegas dan jujur
brigadir Royadin …………Pantasnya dia jadi KAPOLRI……….pasti bangsa ini aman dari Polisi-polisi Korup..atau mungkin jadi Presiden sekalian
Cerita yang patut di contoh dan di teladani oleh para pengayom masyarakat n pejabat negara..
Cerita yang patut di contoh dan di teladani oleh para pengayom masyarakat n pejabat negara..ijin share ya
Dahulu Kapolri pertama RI Pak Hoegeng pernah ditanya oleh presiden Soekarno kenapa namamu agak aneh, bukan soegeng aja biar lebih familier. Tp oleh Pak Hoegeng dijawab, Di desa saya nama soekarno itu adalah seorang buruh/pembantu. Begitulah pejabat dahulu, menerima kritik sudah hal yg biasa dan tidak ada jarak antara Presiden dan Pembantunya krn mereka saling membutuhkan.
Selalu ada orang baik di tengah2 kita … ga perlu mengumpat2 kondisi hari ini, namun cerita ini sungguh menjadi mentari pagi yang membuat kita optimis dengan negara ini 🙂
good history
inspiratif, saya yakin polisi seperti itu masih ada hingga kini, namun tertutup polisi yang terlihat seperti sekarang
jarang dan langka…..
Sri Sultan Hamengkubuwono IX melanggar Verboden karena bingung menrurusi selir-selirnya, sementara ia sendiri tidak punya istri. Ketika jadi Wapres kemana-maan sendiri saja. Beliau sudah terbiasa melangar aturan, masa gubernyanya juga seumur-umur padahal di provinsi lain 5 tahun atau 10 tahun saja.
BEGO nya keliatan bgt….!!
orang bego ya yang ngomong ngawur gak pakek dipikir kalau ngucap,,itu kamu id palsu lagi.
mikir sri sultan tuh raja bukan gubernur…makanya jgja jadi daerah istimewa…gak berpendidikan lu ya
kisah nyata yang sederhana tetapi syarat makna tak terasa butir air mata menetes, ketegasan dan kearifan yang luar biasa. semoga jadi teladan buat kita semua.
Harusnya mental + pribadi para pejabat tinggi kita sama dengan mental + pribadi Brigadir Royadin juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sebagai Polisi Brigadir Royadin sudah melaksanakan tugasnya dengan baik,s esuai prosedur dan aturan yang erblaku, meski dia tahu siapa yang ditilang. Begitu pun Sri Sultan Hamengkubuwono IX, meski dia mempunyai kekuasaan tak lantas menggunakannya, karena beliau tahu memang melanggar peraturan.
Cerita yang inspiratif…
Tapi ada satu yang mengganjal dan mudah2an admin mau memperbaikinya, yaitu gambar/foto ilustrasi di atas. Captionnya tertulis SRI SULTAB HB IX seharusnya SRI SULTAN HB IX dan juga 18 Maret 1940 bukanlah hari lahir beliau melainkan 12 April 1912 (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwono_IX).
Terima kasih
yang ditulis adalah tanggal naik tahta..terima kasih.
Semoga kita bisa meneladaninya.
Ini yg namanya “Sengsara membawa Nikmat”… Semoga menjadi “Tauladan” bagi kita Semua, & Semoga Allah mengampuni sgl dosa2nya serta memberikan tempat yg layak disisinya, amien2 YRA
waah hebat?cb dijaman sekrng msh ada pemimpin kayak sultan HB ke IX pasti negeri ini akan bersih dari korup,…,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,
Sungguh mulia….
Terharu bacanya…
Subhanallah…..cerita nyata yang harus menjadi teladan bagi siapapun, profesi apapun, di manapun. Jika masyarakat kita memiliki kepribadian seperti mereka, Insyaallah kita akan menjadi bangsa yg besar dan terhormat di mata dunia dan di hadapan Tuhan tentunya.
Sungguh kejadian langka di Republik ini yang diharapkan bisa menjadi suri tauladan bagi kita semua, terutama untuk petugas Kepolisian dan para Pejabat Tinggi Negara…..
benar-benar buat saya mneteskan air mata, inilah pahlawan yang sebenarnya..
God bless you..
semoga generasi seterusnya dapat menjadi manusia yang seperti beliau2 ini,,
:’)
Sungguh mereka orang-orang berkepribadian besar
coba para petinggi dan polisi kita sekarang punya sifat dan sikap seperti mereka yach…..
mohon ijin share ya…makasih sebelumnya
Ruar biasa,, hukum tetap hukum,, tidak pandang bulu. Penguasa yang bijak jga ruar biasa… terharu subhanallaah
subhanallah… orang seperti BELIAU2 sudah langka di negeri ini, atau bahkan hampir punah… semoga Tuhan memberikan ORANG2 seperti itu lg di negeri ini… sekarang melihat pejabat dan aparat dengan sombong lewat di jalan raya dengan bebasnya melewati trafic light dan dengan bunyi sirine yang begitu nyaringnya seakan meludahi rakyat yg terjebak kemacetan akibat mereka… saya bangga kepada ALM. SULTAN HB IX dan ALM. ROYADIN, semoga mendapat SURGA yang layak di SISI ALLAH… AAMIIN
Dua orang yang mengagumkan.
Polisi yang tegas dan Penguasa yang arif.
Kangen dengan HB IX.
Luar biasa.
MASIH ADAKAH DI INDONESIA INI ORG SEPERTI PAK RASYIDIN DAN SULTAN HB IX
jadi ingat saat2 th 1988 ketika Sinuhun HB IX wafat…meninggalkan kesedihan dan isak tangis seluruh warga Jogja…sedih ditinggal oleh pemimpin dan rajanya, seorang yg penuh wibawa, kenegarawanan, rendah hati, berjiwa besar…seorang pemimpin sejati!
Opo saiki jek ono sing koyo ngene yo?
Cerita yg menyentuh hati…. semoga kita bisa mengambil hikmahnya
Semoga masih ada Pak Royadin….Royadin ..lain di Kepolisian dan Pemimpin seperti Sultan Hamengku Buwono IX di Republik ini…………..Ojo Mimpi Kaliiiiii……………………………Wallahualam
bisa gak ya polisi jaman sekarang seperti Alm P.Royadin..??
Salut aja deh….sampe terharu…….
Komenta bahasa inggris silahkan saja, mumpung gak ada larangan, yang penting sopan, salah dikit gak apalah…….
Seandainya………………
contoh yang sangat baik, tapi saya jadi ingat ada ungkapan “diantara 10 orang gila, 1 orang waras adalah yg dianggap gila”, demikian pula dengan yg terjadi di republik ini dimana permasalahan polisi adalah masalah sistemik.
Kuncinya adalah sistem kontrol terhadap polisi itu sendiri dan sistem pelaksanaan tilang. Bila kepolisian kita memiliki unit internal affair yg independent dan capable maka kinerja kepolisian tentu lebih baik. Lalu, bila kita memiliki sistem tilang seperti di (ngga usah jauh-jauh) singapura, maka penyelewengan akan tereliminasi, Untuk awalnya, hal2 mengenai pengaturan lalu lintas mulai dari pembuatan sim & stnk sampai pembayaran pajak dilepas dari kepolisian. Tapi juga jangan dilimpahkan ke dephub karena disitu lebih rusak. Mungkin lebih baik dibentuk badan lalu lintas nasional tersendiri.
subhanallaah…. luar biasa langka sekarang, orang macam beliau-beliau ini.
polisi sekarang (meski gak semua, saya yakin masih ada yang memegang idealisme itu meski sedikit) malah suka nilang buat nyari duit….
pengalaman saya pribadi, saya kena tilang malam-malam di pertigaan karena tidak terlalu memperhatikan tanda lurus ikuti lampu, saya minta surat tilang yang warna biru karena saya ngaku salah (dan pinginnya langsung transfer ke BRI biar duitnya ke kas negara), malah disodori wajah dan tampang yang nggak enak, nada suara marah dan sambil ditakut-takuti dikenai denda maksimal (sesuai UU yang saya baca malam itu, denda maksimal melanggar lampu merah 500ribu dan STNK juga 500ribu–> salah bawa STNK, motor satunya yang kebawa STNKnya). ya udah, ngotot minta yang biru dan saya harus transfer SATU JUTA untuk denda. gak apa-apa, memang saya salah udah ngelanggar, juga itung-itung buat bantu bikin jalan raya. heheheee…..
mantaf….terharu………..
luar biasa sekali cerita ini *hormat kepada Pak Royadin*
Top markotop. Beginilah seharusnya sikap dan tindakan seorang petugas dan seorang pemimpin di negeri ini. Ada ketegasan, kedisiplinan dari seorang petugas dan ada kearifan , kebijakan seorang seorang pemimpin. Kisah keteladanan bagi kita smua.
Ya Alloh..Mohon dilahirkan untuk kami 10 orang saja pejabat seprti beliau Pak Royadin…Aaamiiinn
dua sosok orang anak bangsa yang memiliki integritas diri yang unggul. patut di wariskan kepada semua insan negri ini yang masih memiliki kepedulian terhadap kehidupan berbangsa. menjadi PR buat kita semua yang sudah membaca kisah ini. kiranya dapat diamalkan dan menjadi inspirasi dalam segala hal yang kita lakukan, kapan, dan dimanapun. Great!
orang-orang hebat… sepantasnya kita juga menegakkan aturan dan berlaku jujur.. trims dah menginspirasi melalui tulisan ini. ikut share ya
indahnya jika kebesaran, pengabdian beliau ada di http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia
mantap banget!!!!!
cerita yang menyentuh..setetes embun di padang gersang..betapa tidak kebesaran seorang Raja yang tidak menunjukan “kekuasaannya” (yang orang bilang feodal bgt), ketika bertemu dg rakyat kecil..yang teguh pendirian dan komit pada pekerjaan.. yang berkuasa menyadari kesalahannya, yang bertugas taat pada aturanyya. Dua tokoh yang perlu di contoh…!! Ini bukan dongeng, tapi cerita nyata…! Menyentuh BANGET!!
Salut. Deh ma p.polisi spt ni,,sma kyk bpk ku,,walu dh jd polisi 25th,tp msih g py apa2,mtrnya cm naik mtr buntut yg usianya dh 15th,jd polisi yg patuh lbh bersahaja lbh bahagia,n lbh di cintai masyarakat,krna smua psti da karmanya,,kta babe ku,..sory jd nyankut babeku ya..maaf ya..cz salut ma polisi2 spt ni
Semoga kisah ini dapat dicontoh oleh polisi-polisi saat ini yang harus yakin bahwa dengan berbuat baik hari ini akan mendapat lindungan dan ganjaran dari Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, karena masa depan hanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan kita hanya diperintahkan untuk berbuat baik taat kepada Alloh dan Rosul Nya.
andaikan sja smua polisi skrng sprti pak royadin, pstny polisi skrng bakal disegani, bkn mlh sblk ny . slm hrmt untk pak royadin
terharu ama ceritanya ……
bener-bener cerita yg kereeeeeeen …..
1001 gan yg punya sifat begini … sang pejabat rendah diri dan sang polisi yg jujur…
suka
1000 bejat 1 jujur teteplah tak akn meneng itulah indonesia…. yg hancur dipupuk yg jujur dimusnahkan,.,.,.,,.,,.
Pekalongan tanah kelahiran aku..
saya ikut copas di blog ya (http://dhenokhastuti.wordpress.com/2011/12/20/kisah-nyata-ketika-sri-sultan-hb-ix-terkena-tilang-di-pekalongan/). trimakasih.
salam
terharu…………
menurutku rute yg di lalui oleh beliau memang betul deh….iya kan !!!
aduh, terharu bacanya sampai dibaca paragraf per paragrph, masih ada nggak ya polisi seperti ini sekarang ?
Seandainya banyak orang seperti Beliau, kiranya negri kita Indonesia akan menjadi lebih baik.Contoh seorang pemimpin yang baik.
luar biasa menginspirasi…kejujuran,kepatuhan pd peraturan tanpa pandang bulu dlm penerapannya…itu yg hilang dlm kehidupan berbangsa d bernegara saat ini…smoga muncul lg royadin2 yg baru,yg akan tegakkan kejujuran,ketegasan d kepatuhan pd aturan yg berlaku
Sebuah kisah yang luar biasa…….membacanya membuat aku merinding dan menitikkan airmata,merekalah orang-orang besar yang sesungguhnya….
Luar biasa, sebuah suri tauladan yang langka di negeri ini dan patut ditauladani…….para penguasa pada baca tidak ya…..?
ijin share gan…..
perilaku yang patut dijadikan contoh oleh kita semua, terima kasih atas tulisannya.
Justru sesungguhnya indonesia ini harus lebih banyak memiliki royadin-royadin yang lain
dulu dulu surabaya ada yg menghentikan mobil menteri yg terpisah dr voorider ….
langsung dipindah tugas ke luar jawa .
salut semoga orang2 hebat seperti mereka akan menampakan diri
tahun 60 di kota pekalongan ada vorbodden ? saya agak sangsi…
Semoga pemimpin Indonesia bs spt Sultan HB IX sehingga jg bs memunculkan Royadin2 yg lain yg mampu menegakkan wajah Indonesia yg saat ini sdg tertunduk malu
harusnya polisi jaman sekarang pada baca ini…
Kira-kira apakah ada polisi masa kini yang membaca kisah polisi hweroik ini, jujur aja aku nangis terus waktu mengenang kehebatan Royadin sebagai polisi jalanan yang tegar dan tegas.
bagus….salut.terima kasih atas ceritanya
ngak cuma pak hoegeng,ternyata ada pak royadin juga.
dan pasti masih banyak pak royadin-pak royadin lainya
Kalo polisi sekarang, ujung ujunge ‘wani piro’
alias 86..
Salud sam pak HB IX..
thx buat shar’a
Alm. Pak Sultan emang jempolan! Pak Sultan чªñƍ sekarang n sebelum2nya juga jempolan! Bangga sbg wong Jogja dengan pemimpin seperti bapak Sultan-ku! N bangga jg dengan Alm. Pak Royadin! Sebagai polisi Чǝлƍ “amanah”! Jaman sekarang masih ª∂a̲̅ Ъќ sech polisi Чǝлƍ seperti beliau ?!??? (˘͡˛ ˘͡ ) Fiuhhh ….
tapi sayang di INDONESIA udah langkah tuh…
tiga nilai moral yg saya temukan di cerita ini:
pertama, kebesaran dan kerendahan hati sinuwun, sudah hilang di pejabat kita skrg
kedua, ketegasan pejabat polisi, sudah sangat jarang terjadi skrg
ketiga, kecintaan seorang anak daerah thd tanah kelahirannya, sudah jarang juga skrg
izin copas n broadcast ya mas,,menginspirasi bgt,,bangsa kita merindukan orang2 spt beliau2 ini,,mudah2an msh ada yah orang2 spt beliau…
sungguh luar biasa…. sayangnya jaman sekarang sedikit sekali polisi yang bisa seperti itu,,
itu lokasinya kalo sekarang namanya apa ya??
Aku bangga dengan 2 PAHLAWAN Besar ini, Almrhm Bp.Royadin dan Almrhm Sri Sultan HKBW IX, Semoga amal baik dan JAsa2 nya diterima di sisi ILLAHI , diampuni segalakesalahannya dan ditempatkan disisi-NYA..amiin
Dan Sangat berharap dengan DOA dan Air Mata, Semoga diturunkan sifat2 mulia ini di generasi penerus sekarang ini dan selanjutnya… AMIIIIInn.
Best Regards
Bestari Family, Tambun – Bekasi
Wah kalau pejabat dan aparatur negara indonesia seperti itu semua , saya yakin Indonesia lebih besar dari China atau negara Eropa lainnya sekarang….yah tapi gimana lagi…..sepertinya butuh ratusan tahun untuk merubah perilaku bangsa kita, soalnya dah mendarah daging…:)
.
Tugas para malaikat dipermudah oleh orang yang hatinya ikhlas…
Inilah contoh manusia yang menjunjung tinggi “Moral” dan “Budi”.
cerita indah nan mengharukan, masya Allaah…..
Kalo POLISI kaya gini semua.Pasti makmur Negoro iki…..
LIMITED EDITION !!!
semua komentar bagus dan bagus… Setelah Hoegeng Kapolri era Soekarno…Maka polisi Ruyadi…sosok polisi yang membanggakan…
Terharu banget,,, betapa mulia beliau, pak polisi yang amanah, seharusnya pak polisi mencontoh beliau semua.. ^0^
Jadi ingat berita tentang mantan Kapolda Metro Jaya yang mengancam Satpam Perumahan dan segala arogansinya. Ironis, sudah mantan masih sok kuasa sedang yang Raja saja taat hukum.
Semoga kisah nyata ini bisa menginspirasi hidup kita sebagai anak bangsa yang masih memegang cita-cita luhur bangsa.
klo semua polisi spt ini..dan semua pejabat spt sinuwun…bnr2 sejahtera negeri ini…
alangkah besarnya bangsa Indonesia kalau masih ada orang” seperti pak Royadin & SSHB IX…. Jadi mikir…
hebat, luar biasa, kisah yg amat inspiratif, persis pula seperti yg terjadi kepada alm eyang dan ayah saya, Heri Purwoko, mekanik PERTAMINA, yang tak mau sedikitpun bernegosiasi untuk kenaikan pangkat, meski ia adalah Lulusan terbaik no.2 P3B ankatan ke 7, sekolah pendidikan perwira Laut di Semarang….. Sikap yang akan selalu kami pegang, putra-putrinya, tak kan pernah sedikitpun, kami makan dari hasil korupsi atau nepotisme, meski hanya satu rupiah….
INILAH KISAH PAHLAWAN SEJATI DAN PEJABAT YANG TIDAK MANDAN BULU SAPA YANG SALAH TETAP DITINDAK,AKAN KAH ADA PAHLAWAN SEPERTI BELIO-BELIO INI ……..SEMOGA BELIO-BELIO MENJADI COTOH GENERASI BERIKUTNYA >>> SEKARANG PALING BANYAK PAHLAWAN KOROPSI YANG TIDAK MEMENTINGKAN MANA YANG BENAR DAN YANG SALAH MALAH MEMENTINGKAN PERUTNYA SENDIRI-SENDIRI.
saya klw membaca sesuatu hanya point2nya saja namun cerita di atas saya membacanya sangat pelan, huruf demi huruf saya baca tak terasa hati bergetar.
2 makhluk Alloh dengan segala perbedaanya mempunyai perilaku yang patut kita tiru.
Terima kasih telah sharing…
kisah yang menyesakkan dada..
izin copas n share Gan.. 🙂
semoga saja ini menjadi pelajaran yang berarti
itu baru rakyat indonesia yang mau maju di mulai dari perilaku dan kewibawaan. saya membacanya sampai berulang kali dan memang benar itu adalah orang indonesia budaya kita yang kita andalkan. sekarang mana ayo tunjukkan jangan hanya mengejar kekuasaan dengan melupakan kebudayaan.
Pengin banget saya berjiwa besar seperti ke 2 orang ini..
dan patut di catat dalam keseharian pak royadin hanya naik sepeda ontel bkn spd motor….saluut utk kanjeng sinuhun hb ix dan pak royadin almarhum/wartawan tv
patut di catat pak royadin dlm keseharian hanya naik sepeda ontel tdk naik motor apalagi mobil,saluut untuk sinuhun sri sultan hb ix dan pak royadin almarhum
…Setidaknya ada yg bisa dibanggakan juga dri kepolisian RI berkat orang2 seperti pak Royadin dan pak Hoegeng…..
harkat,martabat tanggung jawab dan ketegasan yg d junjung tinggi…salut…untk jaman sekarang yg tak bs d temukan…cerita yg mencerminkan keberanian..semoga menjadi pelajaran u kt…amin
wew,
saya bergetar baca ini. andai saat ini semua oknum bisa meneladani beliau..
subhanallah ……
Kisah yang bisa dijadikan teladan.
Ijin “share” juragan.
izin share pakde
kisah nyata dan pengalaman hidup yang luar biasa alm. Bp.Royadin seorang polisi yg patuh dan taat akan sumpah, dan tidak silau oleh hadiah2, dan seorang Radja yang sederhana, arief dan bijaksana yang tidak menyombongkan ataupun memamerkan bahwa dirinya adalah seorang Radja, namun tetap penuh dengan kharismanya …
Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Bp Royadin, pantas untuk menjadi contoh bagi pejabat2 di negeri Indonesia ini, dimanapun dan apapun jabatannya..
mungkin tidak banyak orang yang membaca kisah indah ini,,alangkah lebih baiknya apabila pemerintah daerah Pekalongan khususnya kepolisian, mendirikan monumen untuk mengenang bahwa pernah ada seorang polisi yang menjalankan tugasnya dengan baik..dan seorang pejabat ( Radja ) yang dengan ariefnya mengakui kesalahannya bahwa telah salah jalan dan menyerahkan rebuesnya kepada polisi untuk ditilang,
semoga alm.Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Bp, Royadin senantiasa damai dan bahagia disisi Tuhannya…amin
top tenan polisi jaman biyen, nek jaman saiki, nek kecekel polisi neng dalan, polisine ora bakalan ngomong “selamat siang pak” tapi ngomong e mesti “makan siang pak” , kapan majune Indonesiaku iki? aku cinta Indonesia tapi wong wong an e sing marake Indonesia bubrah
salut dengan beliau-beliau 🙂
luar biasa ! ijin utk share…
Cerita yang mengharukan ….. adakah Polisi yang idealis seperti beliau itu saat ini.
klo semua polisi seperti beliau….
trims sharingnya…sangat menggugah…izin share…salam
dua orang yg patut di contoh ….
mantap, itu baru cerita yg bikin kaca bagi para pejabat negara, dimana akan menjalankan tugas penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
Bangsa ini tak diragukan lagi pernah jadi bangsa yang disegani. Itu karena masih banyak ditemui orang2 seperti pak royadin dan sri sultan hb ix. Tapi saat ini? bangsa ini semakin terpuruk karena susah sekali mencari orang2 yang bisa menjadi teladan. Paling tidak dengan cerita ini, mudah2an bisa menggugah kita semua untuk menjadikan beliau2 tsb sebagai suri teladan kita.
Kisah ini sangat inspiratif dan sepatutnya diteladani. Dua toko besar yang sangat membanggakan!!! Tindakan dari keduanya seharusnya di ikuti oleh para pejabat dan aparat kita di masa sekarang.
ijin kopas……… smoga bisa diceritakan untuk generasi mendatang…….
Baik utk pembelajaran pada pelatihan kader kepemimpinan dimulai dari tingkat dasar shg diharapkan dpt terpatri sbg suatu perilaku disaat hrs mengemban suatu amanah apapun.
“Syukur alhamdulillah” itu lah yg hrs kita ucapkan krn kita msh mempunyai org yg arif dan bijak dlm menjalankan hidup di dunia.saya sangat bangga dgn seorang polisi tsb dlm menjalankan tugasnya sbg aparat negara,.bgitu pula dgn seorang pemimpin yg tdk mrsa elitis tsb,.ia merupakan seorang pemimpin yg rendah hati dan tdk sombong dgn status yg ia emban..Semoga kita semua bisa menjadi lbh baik dr sebelumnya dgn mencontoh prilaku ke 2 org tsb sbg suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia,.
Patut menjadi contoh, inilah sejatinya polisi dan pejabat yg diaharapkan segnap bangsa indonesia.
Wow,, ternyata seorang Sri Sultan pun bisa melanggar lalu lintas ya?? Btw pak aryadi bagaimana saya bisa yakin kalau cerita ini bukan cerita fiktif??
http://sosok.kompasiana.com/2011/12/21/menggugat-kisah-nyata-di-kompasiana/
…langka tenan dhab…..
Pemimpin/Raja yg mulia hatinya, Abdi Negara/Polisi yg amanah dlm tugasnya. Masih adakah Org2 yg seperti mereka? SALUTE!!!
salut tuk pak Royadi … smoga masih ada petugas2 yg jujur seperti Beliau …
maaf … bila saya salah tulis nama … seharusnya Pak Royadin
tidak banyak comment…
intinya perilaku yang perlu kita jaga dan lestarikan
diatas hanya sedikit contoh perilaku Sinuhun yg ketahuan saat di luar kota, belum lagi saat Sinuhun yang sering keliling jogja menggunakan becak melihat rakyatnya.
izin share ya om
salut dgn sikap pak royadin…..dan Sri Sultan,sikap spt itulah yang hrs kita tiru,tetap konsisten menjalankan tugas,dan tdk menunjukkan kehebatan dan kekuasaan jikalau kita emang salah….perlu jd tauladan buat kita semua….
Bangga punya seorang pak Royadin. Smg beliau mendapat tempAt yang layak disisi Nya.. Juga untuk kanjeng Sultan hormat kepada beliAu.. Dan juga mendpAt tempat yg layak disisi Nya. Amin
membaca artikel ini, terasa aku kembali kekampungku. seandainya semua polisi di negeri ini seperti itu pasti ……..
Cerita yang sangat bagus! Saya share ya 😀
inii kisah nyata yg unik .penulisnya menyajikannya dgn bhs sederhana dan mudah dimengerti.ada lucu,greget,sedih,gembira.sehingga pembaca tdk tegang,mecucu,dag dug dug dst.
waaah.. cerita sejarah yang hebat dan menginspirasi
Polisi sekarang biasanya bilang begini : Anda melanggar pasal xx, dendanya xx, tapi jika anda tak punya waktu, bisa kita bantu selesaikan di sini. Ya nggak pak polisi?
Bener2 crita yg menginspirasi…
Smoga ini bisa jd contoh bwt QTA SEMUA….
Knp sy tulis “QTA SEMUA” dlm huruf kapital, krn sy harap qta jgn cmn bisa bicara/komen negatif atau mengkritik org lain trlebih dahulu, justru pertanyaan yg pertama hrs anda tny k diri anda sendiri adl jika anda brada dlm posisi slh satu dr mreka, apa anda akan berbuat hal yg sama dg mreka?
merdeka
moga moga semua oknum dan semua pejabat negara seperti itu, amien
Seandainya Pejabat tinggi
salut.. dapat menceritakan bagaimana sosok sosok bangsa indonesia kita dulu..
Semoga cerita2 seperti ini selalu menghiasi sanubari kita dan kita akan terus maju membawa gerbong Indonesia Raya, dengan segala bentuk rupanya, maju terus pantang mundur….terserah mau pakai bahasa apa menterjemahkannya…. Merah Putih Pasti Bisa!!!
asem ah… aku tembe bgerti kalo di pekalongan pernah ada pulisi seperti itu. mhn maaf kepada sanak kerabatnya tidak bisa ikut memberi penghormatan saat beliau wafat. Polisi itu takkan pernah tergantikan
Hukum untuk di tegakan tanpa pengecualian tanpa pandang bulu sipa yg melanggar harus di tindak..tetapi mgp skg hukum di permainkan….seandainya skg penegak hukumnya seperti brigadir royadien mungkin negara ini tak kan terpuruk… Salut untuk Brigadir Royadien dgn pengadian dan kejujuran nya smoga arwah beliau tenang dan menghantarkan nya ke surga. Amin
indahnya…
ijin share yah…..soalnya udah jarang polisi yang seperti beliau…tidak mau memanfaat kan keadaan dantegas dalam bertugas….salut untuk beliau dan Sri Sultan HB IX…..
pak timur pradopo baca nggak ya…..
luar biasa!!!!!!!!!!!!
Subhanallah..cerita yg bagus dan menyentuh..bangga ku jadi wong yoja..ijin share ya..
ada gak ya, pejabat yang insyaf setelah baca tulisan ini?
polisi sekarang beda gan….. Wani piro?????????
ayo kawan, jangan cuman bilang patut dicontoh, atau complain ttg polisi dan pejabat jaman sekarang…Tapi kita bersama bilang, akan saya contoh teladan Pak Royadin. Ingat perubahan dimulai dari diri sendiri dan dalam kehidupan sehari kita masing2.
kalo budi pekerti spt beliau2 udah langkah ato memang nggak ada,
gmn kalo kita awali dari diri kita sendiri ?
Dijaman skrg ini sangat langka polisi yg jujur.Bpkku termasuk org2 spt Polisi Royadin.Bahkan bekas koleganya mengatakan bahkan Bapakku seorg polisi yg gak suka duit.Sampai akhir hayatnya,beliau tetap hidup dlm kesederhanaan dan tdk ada yg berubah dlm dirinya utk menegakkan keadilan di negara kita.
mari kita mulai dari diri sendiri membangun akhlakul karimah… jangan nunggu ampe tua… piss…..
masyaalloh. . . begitu jujur bapak ini yang bis mejadi ibroh bagi seorang polisi maupun masyarakat. . .
masih ada nggak ya polisi polisi yang seperti pak Royadin……???
Alm. eyang saya: Moehadi (Harjoutomo – nama sepuhnya) juga bertugas sebagai polisi di pekalongan pada tahun2 tersebut (pangkat terakhir sy kurang tahu – namun biasa dipanggil ‘pak mendan’) dulu eyang tinggal di Wiradesa Pekalongan (belakang pasar), semoga kita bisa meniru semangat2 beliau…
mantap……1000:1
Ahh….biasa saja, memang seperti itu seharusnya. Sekarang saja yang jeleknya luar biasa.
Pengalaman dan kisah yang menarik. Seandainya orang2 di negeri ini punya keteguhan hati seperti itu, niscaya bangsa ini mjd bangsa yang maju.
Saya izin share artikel ini.
Trims.
Posting yg sangat bagus menyentuh dan inspiratif……
beberapa waktu lalu malah ada mantan kapolda ngumbar tembakan di pos satpam sebuah komplek perumahan di jakarta….gara gara satpam melarang tamu si mantan kapolda olah raga. kalau sekarang petugas yang melaksanakan tugas sesuai prosedur malah dimusuhi….mantan pejabat arogan… anak dan familinya suka nyatut nama pejabat biar ditakuti dan Belagu…jaman sekarang apalagi di wilayah kedaulatan yang namanya **INDONESIA**…..Peraturan dan hukum bukan ditaati tapi dibuat untuk dilanggar….orang lebih bangga melanggar hukum dari pada taat hukum.
Terima kasih, sudah menuliskan dan membaginya.
Semoga Bisa menjadi Inspirasi dan teladan bagi kita-kita semua ..We Can Do it…terima kasih beritanya..dan klo bisa ada lagi…
Bangga rasanya jika keteladanan beliau ( alm pak. ROYADIN dan Sinuwun ) dapat di lanjutkan generasi yang sekarang…..
tapi sayang…… kerendahan hati para pejabat tidak tampak lagi…..
Semoga peristiwa yang telah diceritakan kembali ini dapat memberkan inspirasi kepada generasi penerus bangsa ini, agar kedepan dapat membawa bangsa INDONESIA tercinta ini lebih baik lagi….
Terimakasih kepada penulis yang telah menyebarkan cerita ini, semoga dapat menjadikan inspirasi dan motivasi bagi kami kaum muda bangsa INDONESIA….
Semoga semua amal dan kemuliannya alm. pak ROYADIN beserta Siunuwun SRI SULTAN HB IX diterima Allah SWT….. amien….
Ajib bro,, gue org pekalongan,& rmh gue jg di Proyonanggan Batang.. Di Batang – Pekalongan butuh seorang Penegak hukum seperti beliau
Keren!polisi sama pejabat sekarang suruh baca biar mereka conto gak kerjanya cuman kkn
Saya salut sama Pak Royadin sebagai polisi yang berani dan tegas mengikuti aturan. Harusnya polisi2 Indonesia semuanya seperti itu.
Kalau Sultan HB IX saya memang sudah lama tahu kalau beliau itu pemimpin yang hebat. Tidak pandang bulu. Bahkan dia mau nganter nenek2 ga dikenal ke pasar, dan menaikkan barang2 si nenek ke dalam mobilnya. Para pejabat negara kita termasuk para presiden harus belajar menjadi legowo pada sinuwun.
Apa negara kita harus berubah jadi monarki dengan HB sebagai sultannya, kah, supaya moral bangsa tetap dijaga? Karena HB X juga benar2 perhatian pada rakyatnya, jauh lebih perhatian dibandingkan pejabat2 yang lain. Makanya kota Jogja asri dan tidak banyak masalah dibandingkan kota2 lain…
pekalongan jg tanah airku, aq bangga dengan pekalongan, hehe…, saat ini aq juga bekerja dijogja jd ad chemistrinya jogja-pekalongan…
Saya rasanya pernah membaca Sinuwun diberhentikan polisi juga, kalau tdk salah di majalah Intisari. Tapi polisinya belum tau siapa Sinuwun, dia baru tahu wkt lihat nama Sinuwun di “SIM”nya. Mungkin itu kisah yg lain
Menarik! HB IX memang orang besar. Tak salah jika ada buku berjudul Tahta untuk Rakyat.
apakah kita akan melakukan hal sama seandainya itu terjadi pada diri kita sekarang?
mari kita awali dari diri kita tanpa menunggu orang lain, siapapun kita, dan dimanapun kita.
alangkah majunyanya negeri ini bila sifat pemimpinnya seperti Sri Sultan HB IX ditambah ketegasan polisi seperti pak Royadin..
“Yang salah harus disalahkan, yang benar harus dibenarkan”.
“jangan salahkan orang yang benar dan jangan membenarkan orang yang salah”
Subhanalloh, hatiku sangat terharu. susah..susah..sangat mencari orang yg tegas,jujur dan penuh kesedehanàan. AYo muda-mudi generasi penerus harapan bangsa dan AGama.
Menyentuh, indah dan merupakan kondisi yang langka di negeri ini. Ya Allah terima ibadah mereka berdua ampuni segala dosa dan khilafnya serta berikan tempat yang terbaik disisiMU!
Allah SWT, maha Agung, ini semua pasti sudah kehendahNya, sebagai suri teladan, untuk kita semua, bangsa Indonesia. Semoga beliau-beliau dalam Rahmat Allah SWT.
Trenyuh,,,,, hebat, sangat hebat,,, polisinya hebat dan pejabat “sinuwun” juga sangat hebat.. Berandai banyak polisi dan pejabat yg seperti itu…..
pejabat yg berkuasa pun, mampu mengakui kesalahannya….., HEBAT….., luar biasa
Istimewa
luar biasa…. Mantab…. Sungguh suatu kisah yg mengharukan dan membanggakan…
merinding rasanya aku membaca cerita ini, ingin aku dipimpin oleh sri sultan hb ix. dan sultan hb x kayaknya tidak jauh dari kepribadian hb ix.
wahhh, aku jg pnya crta luar biasa ttg HB IX.. cm ada yg mau posting?
saya bangga sebagai wong pekalongan asli klego terharu dan salut. slamat jalan pak ruyadin dan kanjeng sultan IX smoga di beri tempat yg layak di sisiNya amin
mantepp pisann…dishare yah
menjawab beberapa pertanyaan , berikut link tulisan saya mengenai cerita ini:
http://sosok.kompasiana.com/2011/12/21/menggugat-kisah-nyata-di-kompasiana/
Wah.. wajib dishare neh, gaya bahasa jempolan.
Sama2 orang Jogja, sama2 bangsawan (beda derajat), sama2 pejabat, tapi kisah ini benar2 bertolak belakang dengan kisah seorang anggota DPR RI dari Jogja yang hendak bepergian menggunakan pesawat beberapa waktu lalu. ironis.
seandainya pemimpin negara ini seperti beliau
Semoga masih ada yang seperti ini di negeri ini
Semoga masih banyak brigadir-brigadir seperti p royidin ?i negara kita ini
sekarang apa ada polisi yang seperti itu ????? ga ada !!!!
polisi sekarang pasti takut elakukan hal yang sebegitu tegasnya,, tak memandang siapa yang salah,, polisi dekarang dikit dikit uang , uang dan uang,, pokok e muk HWANI PIRA ??? 😀 indonesia yang dulu lebih indah dibanding indonesia kini,, penuh ketegasan,, kejujuran,, tak seperti saat ini!!!!!!!!!!
Jujur mungkin sudah hilang dalam kamus para pemimpin kita sekarang ini, ini kisah yang sudah sulit kita temukan dikehidupan berbangsa dan bernegara NKRI tercinta ini. Yang ada kebanyakan ABS (asal bapak senang) dsb. Saya yakin sebagian besar pembaca rindu akan sosok pemimpin dan aparat yang seperti dalam cerita ini, saya yakin suatu saat rasa kerinduan2 seperti ini jika bersatu akan membawa kearah suatu revolusi, karena kalau bangsa ini masih berjalan seperti sekarang ini, mungkin 50thn lagi negara ini tinggal kenangan, ibarat perusahaan sudah gulung tikar.
aduuh agan agan semuwah, loe pada mellow sumellow … jadi nget Bang Rinto Harahap … ihik ihik …ihik ihik …
Good history..begitulah seharusnya seorang pemimpin ^^
jujur dan tegas.
Subhanallah… cerita keteladanan yang luar biasa… Pemimpin yang bijak dan aparat yang jujur lugu dan tegas…
cerita yang penuh inspirasi dari dua orang yang sama-sama taat hukum…
ijin share ya….:)
tidak dengan HB X……sudah beda…bumi langit……sedih…..:((
Salut dan Hormat saya buat pak Royadin dan Sinuwun Sri Sultan, sungguh mereka adalah orang-orang yang sangat terhormat dan semakin langka di negeri ini. Keteguhan hati seorang Royadin dan keluasan hati seorang pemimpin….Allahu Akbar…
Speechless … campur segala rasa setelah membacanya … Izin share dan copas ya …
Makasih banget atas sharing-nya …
ijin share ya gan..di blog milik saya..
Menurut Pendapat saya klo Pengendara melanggar karena tidak tau verboden atau tidak tau melanggar karena tidak melihat rambu2 itu harus dibebaskan dari tilang. tapi siapapun orang itu pejabat atau bukan klo sengaja melakukan pelanggaran tanpa alasan apapun harus di tindak.tapi kalo sengaja melanggar verboden karena terpaksa sekali lagi diuber2 orang mau di aniaya.. malah harus di lindungi demikian semoga pendapatku tidak salah..
Sungguh polisi yang pantas dicontoh oleh polisi’ jaman skrg
Sungguh polisi yang pantas dicontoh oleh polisi’ dijaman skrg
Sebuah cerita yang bagus banget, gak kerasa sampe nangis bacanya …
Seperti cerita dari negeri dongeng……………… inspiratif!
“Siap dan mantap andai saja semuanya.. “
semoga bisa menjadi tauladan bg kita semua..dan bisa meneladaninya
Keren dan bagus sekali ceritanya. Pelajaran terbaik atas kisah dan pengalaman berharga ini
Kalo polisi sekarang sih cuma … Wani Piro 😮
Pemimpin yang langka dan polisi aneh di negri ini bisakah diperbanyak?
Salam http://www.cbmcare.com sentra madu & herbal
Kisah yang menakjubkan…Tapi kalau jaman sekarang mungkin cuma jadi cerita khayalan, ada polisi yang seperti Beliau ini….Saya belum pernah menemui polisi yang baik, beberapa kali saya menerima hal-hal yang amat memilukan..belum lama saya di Semarang 2 kali kena, yang pertama gara2 lampu sepeda motor tidak nyala kena 30rb, di lampu merah Kalibanteng kena 100ribu hanya karena sedikit melewati garis batas, padahal garisnya sudah tidak jelas lagi….Mudah2an mereka semua diberi petunjuk……
Halo Di, apa kabar.
Posisi dmn skrg.?
ini Yuli CAT?, saya di jakarta setelah keliling-keliling tiga benua. kalo benar apa kabar sob? tapi langsung email saja , ini lapak orang , saya hanya jadi penulis tamu saja.
Saya orang Pekalongan, tapi saya tidak pernah mendengar cerita tersebut. alangkah ruginya saya, di kota saya ada yang bisa dipelajari, namun saya sendiri terlalu terpaaku pada “semut di seberang samudera” yang nampak,,,,,,,,,
lugu, tegas, atau kaku…?
ada gak ya….. orang bijak seperti ini?
begh…. susah banget loding nya neh…. pasti krna komen yg nyaris seribu … haduh rame banget dahn ….
klo gitu mana ada yang seperti itu, malah kalau ada pejabat lewat, justru aturan seperti ndak ada karena memang ada pengecualian seperti itu, misalnya ambulan, atau apalah yang urgent, jaman sekarang kaku ga harus kaku
Merinding saya bacanya,, justru pd saat baca terakhirnya bahwa ini adalah kisah nyata,, andaikan saat ini smua polisi seperti beliau,, aaaah jgn berhaparap terlalu jauh,, hanya kekecewaan yg akan muncul,, huuufffttt………
Cerita tentang kejadian benar yg menyentuh hati. Banyak kejadian tentang Sinuhun HB IX pada saat memimpin DIY. Mudah-mudahan menjadi teladan untuk generasi berikutnya. Semoga lahir pemimpin dan petugas negara seperti mereka, mulai dari presiden, menteri menteri, sampai bawahannya. supaya negara ini maju tetapi kapan ya. Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lagi.entah 10, 50, 100 tahun lagi.
Cerita ini sungguh Sesuatu banget yah….
Saya sebagai polisi salut membacanya, sedih saat membacanya, karna org sepeti beliau amat langka, kita bisa mengikuti jejak sang brigadir, tapi menemukan pejabat seperti HB IX yg tidak ada.
Merinding bulu kuduk ini membacanya. Luar biasa. Teladan dari dua tokoh besar.
kalau bangsa ini mencari keteladanan maka sikap sinuwun yang tidak mengagung-agungkan derajat, dan sikap pak polisi yang berani, jujur dan santun ini bisa diambil hikmahnya//
wah, mantap.. ijin share ya… semoga ke depannya Indonesia menjadi lebih baik… aamiin..
subhanallah
Semoga bisa menjadi teladan bagi semua pemimpin dan rakyat Nusantara.
saya sangat tersentuh dengan sejarah diatas, hanya ada segelintir manusia di zaman seperti ini…..
Ijin share….
Salut..!! Memang di negeri ini kejujuran tidak berbanding lurus dengan penghargaan…
Harmat kepada beliau berdua Bp Brigadir Royadin dan Kanjeng Sinuwun HB IX semoga menjadi tauladan kepada generasi muda bangsa Indonesia,Allohummaghfirlahum….
Gak tau saya membaca dengan dada bergetar dan hampir menangis…
muanteeebb beeeeuuthhh…..ada seorang polisi yg tegas kyak gituu…
coba smua polisi di indonesia sprti itu,,di jamin….negara ini akan aman & sentosa….. 😀
ihhss……salud !!!
kisah yang sangat inspiratif.. izin share
di blog dan di grup FB
salam kenal dari bandung
indahnya dunia ini kalau sebagian besar orang memiliki jiwa spt (alm) Bp Royadi & (alm) Sri Sultan HB IX
dan banyak cerita bahwa HB IX hidup penuh kesederhanaan selalu berkeliling naik sepeda di penjuru daerah jogjakarta. berpakaian seperti orang biasa pada umumnya di jaman dulu. jadi kebanyakan pada tak menyangka kalo yg bersepada itu HB IX. sambil ngobrol dengan orang2 desa.
Membaca kisah ini, saya membayangkan kesederhanaan masa lampau, di mana riuh rendah kendaraan dan geliat kota sehari-hari melahirkan irama yang seiring denyut nadi. Selaras dengan kesederhanaan pribadi polisi Royadin alm.
Berbeda dengan sekarang, ketergesaan mewarnai irama kota. Mungkin itukah salah satu sebab pudarnya pribadi2 serupa Polisi Royadin? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Tapi tak dapat kita pungkiri, seringkali idealisme digerus oleh masa
Thanks for share. I love it 🙂
sukses
sungguh mulia hati sri sultan HB IX dan patut diteladani jiwa polisinya….sebagai contoh untuk penegak hukum sekrang…..agaar indonesia lebih baik..amin..
waaah beliau hebat skli yaa.
q kagum ma bliau.
Thx ya penulis.
Pagi ini saya di anugerahi oleh sebuah cerita yg cukup menggugah kalbu saya, terutama jika dicerminkan kepada keadaan saat ini, semoga Allah menerima semua amal bakti dan kemuliaan jiwa dari Sri Sultan HB IX dan Bpk. Royadin…. Amien
Ceritanya sangat menyentuh, tapi terlepas dari hal tersebut, saya pertanyakan pangkat pak polisi yang berpangkat Brigadir, setahu saya Pangkat tersebut baru berlaku di tahun 2007, sedangkan HB IX meninggal sebelum thn 2007.( Dulunya Sersan )
Salut.. salam hormat. HB-IX adalah memang Raja Sejati.. dan Pak Royadin (Alm.) merupakan contoh aparat yang baik.
semoga menjadi kisah dan pembelajaran yang baik bagi anak bangsa… amin, amin, amin…
asli mrinding aku bacanya…………..semoga jadi tauladan pada generasi sekarang dan yang akan datang……………
sebuah cerita yg menggetarkan jiwa…. apa masih ada sosok sosok seperti itu sekarang ini……… orang besar dengan kebesaran jiwanya……. org tegas dgn disiplin tinggi…… mantap i like it……. seharusnya sosok seperti pak royadin menjadi syarat standar untuk jabatan sebagai Kapolri…………………
Kisah nyata yang membanggakan dan mentauladani kita semua,
alm. mbah kakung saya tidak pernah bosan klo menceritakan Kanjeng sinuwun HB IX, beliau sosok pemimpin yg besar dan merakyat, katanya klo sinuwun mau “niliki kawulane” sering membo-membo alias menyamar dengan berbusana ala kawulo alit sambil memantau kondisi rakyatnya secara langsung dilapangan.
saya sangat terharu untuk keteguhan hati dan panggilan jiwa Brigadir Royadin sebagai seorang polisi penegak hukum .. semoga jiwa besarnya menginspirasi generasi penerus Indonesia sekarang dan yg akan datang…
amin..
mudah-mudahan cerita ini bisa di jadikan pedoman untuk polisi-polisi sekarang, dan membawa citra polisi ke arah yg lebih baik.
salut! jarang2 ada org kek gt. rata2 byk penjilat. benar ya benar, salah ya salah!
salut kepada bpk brigadir royadin beliau tlh mnjlnkn tgs dgn sebaik2ny, tegas dlm brtndak
Hm… Pak Polisi Royadin sudah nenar kalau meminta Rijbewijs (= SIM) dari Pengemudi Kendaraan yang melakukan PELANGGARAN Lalu-Lintas. Sebab, Pemilik SIM harus mematuhi Rambu2 Lalu-Lintas. Polisi tidak boleh meminta UANG dari Pelanggar Lalu-Lintas… Denda bisa diterapkan di Pengadilan… Padhanga sareyane swargi Kanjeng Sinuwun Sri Sultan Hamengu BUwana IX dan Pak Polisi Royadin… Semoga di Alam Kaswargan mereka bertemu lagi dalam damai… Satuhu…
Mari kita jadikan pelajaran dan langsung dipraktekkan dihari-heri kita.kedepan. optimis kalau RI bakal jadi lebih baik. DImulai sekarang, DARI SEKARANG
RIndu banget memiliki aparat pemerintah yg seperti itu dan ingin sekali memiliki pemimpin seperti Kanjeng Sultan..
Semoga semua polisi kita seperti Pak Royadin…dan semua pemimpin kita seperti Sri Sultan….semoga
cerita2 menggugah nurani seperti itu memang sangat menarik… membuat kita sadar bahwa ternyata “manusia2 sprt itu lah yg di dambakan terjadi dalam kehidupan sehari …. moralitas … tanggungjawab … patuh hukum …. tegas … tidak pandang bulu …. dst dst … semua nya yg mengandug nilai kebaikan muncul …. tp percayalah ….. dijaman yg semakin sulit dan keras dalam persaingan hidup … dimana materi semakin dominan menguasai “pikran” manusia dalam mencapai “tujuan” hidup yang “menduniawi” …… dimana setiap hari “disuguhi” dan di “dijejali” kemewahan dunia MELALUI TELEVISI … INTERNET dll …. maka akhir nya banyak yg terjadi sperti yg dilakukan para pejabat atau para legislator …. lupa janji … lupa moral …. dan sekarang kita tunggu saja …. kita lihat apakah Wkl ketua KPK Bambang Wijayanto akan segarang sewaktu masih di ICW …. karena … BERTERIAK MALING kepada orang lain itu lebih mudah DI BANDINGKAN dengan bertanya “APAKAH REJEKI YANG KITA PEROLEH ini HALAL atau HARAM …… mdh2an saja BAMBANG WIJAYANTO ( DAN PARA PENEGAK HUJUM LAINNYA) …. bisa sprt PAK ROYADIN ….. SEMOGA
Luar biasa! sebuah taulaudan dari seorang Sultan.
Mugi kang akaryo jagad asung anugroh agung ….
cerita nyata yg inspiratif dan sangat memberikan suri tauladan di masa ini, dimana banyak orang merasa arogan dengan pangkat dan kedudukan dan pejabat yg memanfaatkan jabatan utk kepentingan pribadi, masih banyak insan jujur dan murni hatinya bila kita mau membuka mata dan hati kita memilih yg terbaik untuk menjadi pemimpin kita dimasa depan.
maca kisah kiye, mripate inyong be mrebes mili kiye, jan maen temenan..
kula kawula mataram iring kulon…mugi mawon wonten tiyang ingkang kados HB IX teng jaman sa’niki…
masih adakah royadin royadin muda di negeri ini….?
ngapunten..nderek share…maturnembahnuwun…
RESPECT…
luar biasa. masih adakah polisi seperti itu. kakek saya juga polisi kebetulan tinggal terakhir di Batang juga. minta ijin boleh di share gak ya?
aku tambah lbh cinta tinggal dijogja dengan pemimpin yg berani mengatakan “SAYA SALAH”saat ia melakukan kesalahan.. Pemimpin yg amanah.
izin share ya, inspiring ini
Dari komen2 di atas..bisa dipisahkan antara orang yang memahami FILOSOFI KEBENARAN UNTUK HIDUP DENGAN FILOSOFI ASAL-ASALAN HIDUP. Kejadian tersebut cermin bagi kita sepanjang masa bahwa rakyat mau berbuat tegas dan jujur sedangkan pemimpin tidak menunjukkan kekuasaan dan sangat merakyat.
Seluruh Indonesia harus baca ini…!!!!
ok, dua orang hebat itu kini sudah tiada.
sekarang tugas kita utk membuktikan kebenaran peribahasa:
“mati satu tumbuh seribu”
itu juga kalau punya nyali.
Mohon ijin share ya Mas….
tak kuasa menahan tangisan dmata Q setlah membca ya`bgtu hebt ya polisi sprti pak Royadin……….
kelak di negara qta bnyk polisi sprti beliau,,,,,,,,,
menegakan kedisiplinan dan kejujuran dalam tugas yang di emban`serta tdk pandg bulu menghakimi seseorang salah…….
Sungguh suatu cerita fenomenal yg sifat kepolisian dan aparat yg lain hrs bisa menjadi panutan dan disiplin bagi pribadi,keluarga,masyarakat
adakah pemimpin dan bawahan seperti itu karang,,,, (terharuuuu)
Cerita yang inspiratif..SALUT untuk Pak Royadin dan Sri Sultan HB IX..
SALUT buat Pak Royadin atas prinsipnya (tegas dan jujur)..salut juga atas keberaniannya (berani siap dipindah tugas – sadar resiko tugas sebagai Polisi)..juga atas kesederhanaannya (masih dengan sopan santun khas Orang Tua jaman dulu, Beliau menolak tawaran Sri Sultan dan lebih memilih tetap tinggal di kampung halamannya hingga akhir hayat)..
SALUT buat Sri Sultan HB IX..gak punya kata lain, Beliau Orang Besar !..
Jujur, Gwa rindu Orang Hebat seperti Mereka..
Terima Kasih buat yang punya cerita, Gwa nambah SATU Suri Tauladan lagi..
ijin share mas
JOGJA TETAP ISTIMEWA… HIDUP JOGJA…
KEADILAN, BIJAKSANA, HARUS DITEGGAKAN KEMBALI DINEGARA KITA INDONESIA…
seandainya semua Polisi Indonesia seperti dia, saya yakin negeri ini akan aman sentosa, dan seandainya pula semua pemimpin seperti Sri Sultan HB IX, tak akan ada lagi rakyat yang menderita atau tertindas
INDONESIA AKAN MENJADI NEGARA YANG JAYA, JIKA PEMIMPIN DAN APARAT BISA MENTAULADANI CERITA INI. JAYA INDONESIA
Andaikan semua polisi dan pejabat seperti Pak Royadin dan Sri Sultan HB IX, maka negara kita tdk amburadul seperti sekarang deh.
Aha ha ha ha… Semoga di Alam Kaswargan mereka selalu bisa saling “gablog2an”… Sebab, disana tidak ada lagi Raja atau Pulisi, bahkan tiada pula penderitaan… He he he…
ini adalah orang -orang yang berjiwa jujur dan berani..! kejujuran tanpa keberanian pasti mlempem / tak ada artinya, keberanian tanpa kejujuran akan menjadi bringas dan buas bisanya hanya menindas yang lemah.
Bilamana Brigadir Royadin bisa melihat Kepolisian Zaman sekarang pasti beliau langsung meletakan telapak tangannya didadanya dan mengusap berkali-kali. Seandainyapun para Pemimpin sekarang mempunyai perilaku sama seperti Hamengkubowono IX betapa disiplinnya rakyat dan masyarakatnya, kejadian Bpk Royadin saat itu saya belum lama lahir belum setahun.
Selamat dan hormat saya untuk Anda berdua Bpk Hamengkubuwono IX & Bpk Royadin almh,”Istirahatlah dalam damai di Syurga Allah swt”.
hebat…
ceritanya nusuk tapi dalem…
btw ane komen ke #777 gan.
sungguh elok yang tak bisa dijumpai masa kini…
sungguh Pemimpin para pimpinan…
Semoga segala amal kebajikan Pak Royadin & Pak Sri Sultan HB IX di terima Allah SWT dan dimaafkan segala kesalahan serta di tempatkan disisi terbaik (amin).
Mohon ijin share…
Rindu polisi dan penguasa yang begini jujur dan tegas
hik..hik…hik…. terharu bacanya…… dapat link nya udah lama tapi males baca takutnya cerita2 iseng thok… eh… barusan iseng tak baca huaaaaaaaaa….. jadi terharu… salut buat bapak polisi royadin dan sri sultan HB ke IX .,…… salut salut buat jiwa besar seperti beliau… sangat sulit ditemukan dijaman sekarang….. HEBATTTTT……
Suatu kisah yang baik dan bisa menjadi tauladan bagi kita ……………………..
Jika semua aparat di negeri ini bertindak dan bersikap seperti pada kisah ini, negeri ini akan terbebas dari KPK dan penghargaan diberikan kepada yang berhak menerimanya, semoga cepat terwujud !……………. amiiiin.
subhananllah ….
terimakasih, karena tulisan dan pengalaman hidup ini saya jd termotifasi untuk hidup lebih baik.
Cerita yg menarik,Luar biasa sikap seorang pemimpin dan penegak hukum,Semoga pemimpin2 dan penegak hukum di negeri kita bisa meneladani sikap2 sprti ini.Salut!
cerita yang menginspirasi. thanks telah berbagi.
Waw, saya terharu membacanya. Ini pengalaman langka yang mahal sekali, tidak dijual di toko mana pun. Salut.
Salut, dari dasar hatiku yang paling dalam!
*eh, kalo klik “Like” hanya buat wordpress blogger aja ya?
Loro Wolu
Kembang Mayang
Lain Dulu
Lain Sekarang
Cerita yang Membumi -Super gan-
Teladan buat POLISI dan PEJABAT.
Luar biasa ijin share gan…
gak ada kata2 yg keluar dari bibir ketika membaca tulisan ini, hanya rasa haru dan tanpa sadar air mata menetes, menetes karena rasa haru, karena rasa takjub dgn ketegasan, kejujuran dan kebesaran hati dari 2 org (semoga Allah SWT mencucuri rahmatnya kepada kedua almarhum-Amin) dan juga ingin terus meneteskan air mata utk merindukan akan ada lagi org2 seperti mereka, antara org ‘atas” dan org ‘bawah”..maka akan damai indonesiaku, damai bangsaku, insyaallah kita jangan berhenti berharap….
Dear all,
aneh rasanya jaman sekarang orang masih tabu menggunakan bahasa inggris,
pantas negara kita selalu terbelakang,,ditempat saya bekerja mayoritas menggunakan bahasa inggris and semua produknya hanya bisa dipelajari dengan bahasa inggris, lalu jika kita tidak menguasai bahasa inggris, bagai mana kita bisa menguasai technologi, maaf karena tidak dipungkiri semua technologi kebanyakan berasal dari barat… apakah kita puas hanya sebagai pemakai produk tapi tidak mengetahui manfaatnya..
mohon dipkir dengan jernih…. buka wawasan seluas-luasnya, jangan seperti katak dalam tempurung……
Apapun itu saya merasa bangga terlahir di pekalongan….
Semoga kisah ini jadi inspirasi dan pembelajaran bagi aparat yang hidup di jaman sekarang…
Mantabs kisahnya dan tokoh2nya. Sampai merinding membaca sambil membayangkannya, ternyata ada seorang pejabat yg memiliki hati yg luas dan tidak semena0mena menggunakan kekuasaannya. Saluutt……
Orang Pekalongan emang Hebat ya…. Hayooo rame rame beli batik pekalongan dooooong….. kita jadikan batik pekalongan jadi ikon nasional…. he..he…he…
Polisi Hebat Dari PEKALONGAN…. Berani Mengambil Tindakan Pemimpin Jogja yang Salah…. Pemimpin JOGJA yang Hebat…. Berani Menerima Kesalahan walaupun Punya Kekuasaan…. Marilah Kita Mensuri tauladani Dua orang ini, Kita Sandingkan Orang JOGJA dan PEKALONGAN sebagai RI 1 dan RI 2 dimasa Datang…. Setujuuuu…!!!!
sungguh teladan yang baik buat bangsa..khususnya kepolisian republik indonesia..contohlah pak Royaldin sebagai polisi yang tegas dan jujur
Berani jujur dan berani mengakui kesalahan untuk kebenaran sejati.
Tapi maaf sebelumnya, dalam tulisan diceritakan peristiwa penilangan terjadi tahun 1960. Pria setengah abad menurunkan kaca sampai penuh. Yang benar sajaa..?! Padahal dalam gambar Sri Sultan HB IX diatas, dibawahnya jelas tertera angka lahir beliau 1940 – 1988 (wafatnya). Brarti saat itu usia beliau baru 20th donk bukan setengah abad. 1/4 aja belum nyampe…
Tapi tetep salut buat mereka berdua. Patut kita teladani. Terimakasih.
1940 adalah tahun Sultan naik tahta. Tahun kelahiran Sultan 1912
Terima kasih atas pembelaannya dalam forum ini.Memang orang kita Indonesia sekarang ini bisanya cuma menggembar gemborkan masalah nasionalisme dalam kehidupan berbangsa & bernegaranya.Tapi pada prakteknya di lapangan bisa di bilang nol besar ! Kita sekarang ini sangat jauh tertinggal dalam segala hal di bandingkan dengan negara tetangga kita di Asia Tenggara.Sebagai orang Indonesia yang di lahirkan di Bumi Kalimantan Selatan & sering bertandang ke negara serumpun maka hal ini ibarat langit & bumi.Orang kita selalu membesarkan setiap permasalahan yang di anggapnya tidak sesuai dengan pola pikirnya.Dan menganggap kalau dirinya adalah benar semata.Rasa nasionalisme hakiki tidaklah bisa di cerminkan atau ujudkan oleh suatu kaum, kelompok ataupun individu apabila mereka selalu berpikir hal yang negatif terhadap orang lain.Nasionalisme adalah mau menerima perbedaan di dalam berbangsa & bernegara.Diplomasi politik kita saat ini sangat jauh menurun di bandingkan pada era pemerintahan Presiden 1 & 2 Republik Indonesia.Karena apa?Orang kita tidak menguasai secara penuh apa yang ingin di perintahkan, diucapkan dan di perbuat ! Akhirnya seperti yang kita bisa lihat sekarang ini !Ibarat pepatah mengatakan ” Karena setitik nila rusak susu sebelanga ” Adakah kita mau mengoreksi segala macam tindak tanduk kita sendiri secara pribadi ? Jawabannya jelas 90 % anti koreksi diri.Sedangkan yang 10 % sangat langka keberadaannya.Mengkritik adalah lebih mudah daripada berbuat.Jadi hematnya kalau merasa diri kita nasionalisme maka berbuatlah seperti nasionalisme sejati ! Caranya ? Belajar yang tekun & tanya sama yang lebih tahu.Dan janganlah bertanya kepada rumput yang bergoyang seperti kata Ebiet G Ade.Kalau forum ini untuk hanya orang yang berbahasa Indonesia, maka dengan sangat hormat forum-forum yang di selenggarakan negara barat yang menggnakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya adalah tertutup buat kita yang berbahasa Indonesia ! janganlah kita merasa lebih tahu daripada orang lain.Karena ingat di atas langit ada langit.Belum tentu orang yang di anggap mereka salah itu adalah benar kesalahannya.Tidak ada yang sempurna di dunia ini walaupun yang menulis & berbicara orang inggris sendiri (Kalau mau tahu cara penulisan yang salah dalam bahasa Inggris & kemudian malah menjadi terkenal baca “K-Bar US Marine Corps Story” Kenapa harus takut salah untuk sesuatu hal yang memang kita belum kuasai (Positif).Karena setiap orang pasti melakukan kesalahan dulu baru benarnya menyusul kemudian.Terima kasih atas segala hal yang positif & selamat tinggal kenegatifan.Hormat saya : Dewanta Aries Sandy
Sampe saat ini hubungan dagang antara Batik Pekalongan dan Solo tetep terjaga dengan baik.. ALhamdulillah,,,
masuk verbodden d depan wisma hayam wuruk jakarta, saya kena “damai aja pak” trus kluar lima puluh ribu… nasib….
aku merindukan polisi dan pejabat agung yg seperti itu, tp kapan ya?
Haiii…namaku Taufik Hidayat asli dr pekalongan “KRATON LOR” tp skrg aku tgl di jkt karena keadaan…setelah membaca artikel diatas td ,jujur aku di meja kantor sampai bisa meneteskan air mata yg notabennya biasanya air mata ni hanya menetes kl aku sdg ingat ortuku yg sudah berpulang ke rahmatullah tp gak tau kenapa aku terenyuh sekali saat membaca cerita diatas.itu polisi pekalongan ada yg begitu tegasnya dan jujur dlm bertugas…aku salut sekali oleh dedikasi beliau…aku bangga sebagai warga pkl mempunyai polisi spt itu moga bisa di tiru oleh generasi2 sekarang yg jgn hanya nilang2 tp UUD ….Saloet to Bp.ROYADIN dan Saloet to SRI SULTAN HB IX…….
andaikan semua pejabat negara seperti Alm. Ini
benar benar mengggugah fikiran qt.. kisah yg perlu di teladani oleh semua orang.
Kadang…keluguan orang – orang kecil dapat menjadikan inspirasi bagi kita, dan menjadikan kita sadar akan diri kita yang congkak dengan apa yang ada pada diri kita saat ini. Kejujuran di dunia menjadikan bumerang yqang menyakitkan yang kita terima, tetapi begitu nikmatnya bila sudah tiada, banyak orang menyayangkan…kenapa orang -orang jujur dalam hidupnya jarang bertahan lama di bumi pertiwi….sedang orang-orang congkat masih gagah mendongak di bumi ini… Pak ROYADIN…dan SRI SULTAN HB IX, smoga di bumi pertiwi ini masih ada orang yang “berhati”….
SMOGA….
itu kalau sultan ke IX. kalau menilang TNI..Polisinya malah tewas terkena pelor sama sangkur…piket malem didatengi se truk mnggeruduk polres
harusnya masuk ke acara KICK ANDY
cerita yang mengharukan…….!!!
Kejujuran, ketegasan dan kebesaran jiwa……yang luar biasa !
jarang ada dan bahkan langka …….!!!
Kapan ada pemimpin dan para pelaksana tugas semacam ini hadir di republik kita ini ???
saya pribadi salut dengan kepribadian seorang polisi yang tegas dan melaksanakan tugasnya dengan baik jujur tapi malah kena damprat dari atasañya .Perlu diteladani n mendapatkan penghargaan atau dibuatkan monumen polisi yang taat n jujut mengemban tugas negara .Alangkah senangnya kalau aparat penegak hukum berekepri adian seperti bpk ROYADI .
Pemimpin seperti sri sultan dan aparat seperti pak Royadin ini sangatlah langka… moga tiap kita bisa mengambil pelajaran yang luar biasa dan dapat mengaplikasikan serta mengajarkan nilai – nilai kepemimpinan dalam diri kita…
bagus-bagus, dibuat film mungkin akan lebih banyak orang lagi yang diberi pelajaran untuk ini
tulisan yang sangat menginspirasi… salut mas. semoga kita sering berbagi kisah luar biasa seperti ini.
Andaikan kebaikan Pak Royadin itu menjadi sifat genetis manusia, saya yakin ke depan tidak dibutuhkan lagi KPK. Pengadilan Tipikor dan sejenisnya. Indonesia akan makmur sejahtera.
Ternyata ada jUga Polisi Seperti Itu
luarrrrrrrrrrr…… biasaaaaaaaaaaaa,,,,,,,,,
Rindu dengan pemimpin kayak Pak Sultan dan Pak polisi. Terima Kasih mas dah berbagi cerita.
Kisah yang luar biasa. Semoga para pemimpin dan orang-orang besar di repuplik ini, bisa merasakan sekaligus mencontoh ketegasan sikap serta keluhuran budi beliau berdua. Ingatlah! bahwa seseorang akan dipandang kebesarannya dari cara dia memperlakukan orang kecil. well done! for the writer.
mudah2an para pejabat kita membaca tulisan ini dan bisa men teladani keteguhan hati dalam tanggungjawab seorang polisi bernama Brigadir Royadin,dan kebesaran jiwa kanjeng sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono IX,seorang pejabat besar yang bersedia ditilang karena melanggar rambu lalu lintas…tidak seperti sekaraang,mentang2 pejabat,benar atau salah mintanya menang…
mudah2an para pejabat kita membaca tulisan ini dan bisa men teladani keteguhan hati dalam tanggungjawab seorang polisi bernama Brigadir Royadin,dan kebesaran jiwa kanjeng sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono IX,seorang pejabat besar yang bersedia ditilang karena melanggar rambu lalu lintas…tidak seperti sekaraang,mentang2 pejabat,benar atau salah mintanya menang
hiks..hiks…aq sampe terharu baca tulisan ini, Sultan Hamengku Buwono IX memang sosok pemimpin yang rendah hati meskipun beliau terpelajar dan seorang bangsawan, masih adakah sosok seperti itu saat ini?
sedih,,,,hikx…hikx…..
berharap masih ada pemimpin seperti sri sultan hamengkubuwono dan polisi seperti pak royadhin….. sangat berharap…
Sungguh indah membacanya dan saya tidak yaki kalo itu ada pada jaman sekarang
semua pejabat minta pasilitas
sehingga polisi dilapang bingung dalam menerapkan atura dan selalu ada kebijakan yang menghalanginya
semoga Bapak KIta ROYADIN di lapang kan kuburannya >>>>>>>> AMIN YA rabbal ‘alamin
mantap ni cerita
itulah bedanya polisi jaman dulu dg polisi jaman kini yg smuanya di ukur dg duit.mereka dulu msh orientasi pengabdian semata dan jg pejabat daerahnya org yg jujur dan bersih.
Air mata ini sampai menetes padahal kenyataan yng saya alami di instansi swasta hampr tidak ada orang yang jujur, maunya untung sendiri . main srobot sana sini . Kalo temannya ada musibah malah tepok sorai……………. itulah kondisi dewasa selama ini………………. sangat memprihatinkan…………….. wassalam.
Cerita ini bisa bagus hanya karena Kejujuran sudah menjadi barang Langka di republik koruptor…
ijin share gan
wow kereeeen
Kisah yg sangat mengharukan, Kejujuran, ketegasan dan kebesaran jiwa sangat luar biasa ! jarang ada bahkan langka, Kapan ya ? ada pemimpin yg berjiwa besar & petugas yg jujur serta tegas, untuk jaman sekarang ???
hampir menangis aku membacanya betapa aku sangat mengidolakan sinuwun dan dan penerus beliau..benar2 raja dan pemimpin yang menghargai bawahan….aku berharap negara ini dipimpin oleh orang2 yang mempunyai jiwa besar,luas samudra maaf,dan bijak.dan untuk pak polisi kami sebagai kaum bawah sangatlah kagum dan hanya doa tulus kami panjatkan untuk panjenengan semoga arwah dan amal perbuatan panjenengan diterima disisi Alloh SWT. Amin
andai saja masih ad yg seperti itu d jaman skrg ini…
jaman dulu keteladanan pejabat dan petugas saja seperti itu, dijaman sekarang ??? Andaikan dijaman sekarang seperti itu, alangkah damainya Indonesia ku ….. !!!
ceritanya mengharukan 🙂
2 pribadi yang berbeda dalam hampir segala hal tapi serupa dalam sikap kejujuran dan pengabdian terhadap instansi dan jabatannya masing” 🙂
good job
trenyuh membacanya…
sungguh menarik ne cerita 😀
kmrn sempat baca di tribun jogja , kisah sama jg sprti di blog ini 😀
Kutipan Pidato Penobatan Sri Sultan HB IX (18 Maret 1940)
Sepenuhnya saya menyadari bahwa tugas yang ada di pundak saya adalah sulit dan berat, terlebih-lebih karena ini menyangkut mempertemukan jiwa Barat dan Timur agar dapat bekerjasama dalam suasana harmonis, tanpa yang Timur kehilangan kepribadiannya. Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya namun pertama tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.
izin share ya
menarik ceritanya.. bisa menjadi teladan bagi generasi muda sekarang.. semoga makin banyak orang-orang yang bekerja dan beraktivitas dengan menjunjung tinggi kejujuran dan ketegasan..
patut diteladani. Khususnya kita generasi muda. semangat!
http://rendika-ferri-k.blog.ugm.ac.id/2012/04/21/semangat-dan-inspirasi-dari-sri-sultan-hamengku-buwono-ix-bagi-generasi-penerus-bangsa/
mantaappp gan..
izin pasang link di sidebar berapa pertahunya??
kirim lewat email ya..
thank’s..
salam kenal..
Bagus banget nih. Kalau pemimpin seperti ini, mencontohkan hal jujur, tentu rakyatnya juga mendapat teladan yg baik dan bisa jujur juga.
masih adakah polisi lalulintas seperti pak rosi\yidin di zaman sekarang..??
salut sampai tk bs berkata apa-apa.
ya Allah… terharu membacanya. masih ada nggak pemimpin kayak gitu sekarang ini, ya?
Salam kenal….
saya nambahin cerita lain tentang polisi yang jujur…
Kisah Kejujuran Polisi Hoegeng
http://kusprianto.blogspot.com/2012/08/kisah-inspiratif-kejujuran-polisi.html#.UBoixCIjiSo
Reblogged this on sasjend'sblog and commented:
luar biasa, beda sekali dengan polisi oh polisi sekarang ini
polisi penegak hukum paling jozzzzz
NO 86
Reblogged this on The Subejo and commented:
Kanjeng Sinuwun Kena Tilang
Suatu cerita nyata yang patut diteladani……untuk era zaman sekarang masih adakah bapak bapak polisi yang bersikap jujur tegas seperti bapak Royadin dan …….pemimpin bangsa ini seperti beliau Sinuhun Sri Sultan HB IX ………. saat ini bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang Bijak seperti Beliau ………..InsyaAllah
polisi hebat, pemimpin hebat
untung ane blm tewas,,
jd msih bisa simak crita tentang raja ke 9 dari jogja’ku ini..
SALUT BUAT KE-2 TOKOH DI ATAS..
keren,,aku sbg orang jogja bnar2 bangga
sangat indah untuk dijadikan inspirasi, adakah polisi seperti itu sekarang ini? mungkin kisah ini harus dicetak dan ditempelkan di suatu tempat yang mudah dibaca agar yang baca bisa merenung dan mengikuti tauladannya
kisah yg sangat menggugah
Jika ini benar – insya Alloh benar – maka menjadi contoh bagi kita semua – meskipun hati orang tidak ada yang tahu – untuk mencontoh ketegasannya pak Royadin dan kerendahan hati Sinuwun HB IX.
nggak bisa ngomong….
Patut jadi teladan buat polisi2 jaman sekarang. seribu jempol tdk cukup untuk menghargainya. luar biasa, sama seperti alm. mbah maridjan idola sy. beliau adalah orang yang setia, dimata beliau pekerjaan betul2 panggilan jiwa bukan panggilan gaji.
luar biasa..inspiratif dan patut dijadikan renungan bersama.
hanya ada 2 polisi yang jujur, yaitu Polisi Royadin dan inspektur Vijay dari India….
cerita yg meneguhkan & mengharukan (y)
andai kita punya 1/10 aja pejabat yang kaya Bp. Royadin
Indonesia bisa jadi negara yg disegani di dunia
wow, keren banget pak polisinya sama pak sultan, sampe terharu bacanya
tanpa sadar air mata mengalir membaca kisah ini…ini lah sosok pemimpin sejati,,,yg patut di contoh oleh pemimpin-pemimpin masa kini…
Cerita yg sangat mengharukan….
mohon ijin utk mengcopy dan paste…
Cerita yang harus disampaikan kepada anak2 muda Indonesia
supaya mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin Indonesia yang diharapkan
salut sama kepribadian Pa Polisi dan Sultan dalam kisah tersebut (haru juga sih)
itulah pemimpin yang sebenarnya….. meskipun dia sinuwun, tapi dia masih mau ditilang. sang polisi juga mempunyai ketegasan dan tidak pandang bulu dalam memberikan tilangan. sungguh sikap yang patut dicontoh!!
heheheh sri sultan juga bisa kena tilang 🙂
2 tokoh seperti langit dan bumi namun bersinergi dlm keharmonisan. Jika dicermati, ada 1 tokoh yg pantas dicela dlm cerita di atas, yaitu atasan bpk royadin yg marah2 dgn tindakan bpk royadin hingga mengutus anak buahnya ke jogya ngembaliin rebuwes. Ternyata jaman itu sudah ada mental penjilat di jajaran pejabat….hmmmmmm, saya rasa itu adalah salah satu budaya juga……
Reblogged this on colorfullife.
mas pak rodiyin makamnya dimanaaaa.,.,, blz cpttttt
ada hikmah yang bisa kita petik, kesempurnaan hanya milik Allah dan kelalaian hanya milik manusia, dan manusia pun hanya bisa berusaha dan berdoa yang terbaik …
Sungguh pemimpin yang Bijak ….
cerita teladan yang baik sekali, semestinya para aparat di semua daerah seperti itu dan pemimpinnya juga memberikan teladan yang baik. Terimakasih sharingnya
seandainya para pejabat di Indonesia mempunyai akhlak spt itu alangkah makmurnya negeri kita iin
Bro… tulisan sangat bagus. Saya pribadi tidak peduli apakah kisah itu fakta atau fiksi. Yang penting esensi dari tulisan tersebut tentang ‘kerendahan hati’ dan ‘ketegasan’ yang dapat saya pelajari. Saya minta ijin, bolehkah saya tuliskan di blog saya, bro? Saya sangat berterimakasih jika diijinkan. Kebetulan saya mengelola salah satu blog yang membahas tentang beladiri. Semangat seperti yang disampaikan dalam tulisan di atas sangat penting. Ini blog saya: wingchunsport.blogspot.com.
Salam
– Dion Jogja –
wah subhanallah ams cerita menyentuh mantap abisss…
ambil hikmah dari setiap cerita